Logo

berdikari BERITA LAMPUNG

Minggu, 03 Desember 2023

Setahun Konflik, Dua Kelompok Mahasiswa UMM Sepakat Damai

Oleh Arby Pratama

Berita
Ketua KNPI Kota Metro, Muhammad Lukman Sanjung (Kanan) dan Ketua Dewan Pembina Senat Mahasiswa Fakultas Hukum UMM, Muhamad Ridho Anugrah (Kiri). Foto: Arby/Berdikari.co

Berdikari.co, Metro - Kasus kericuhan dua kelompok mahasiswa Universitas Muhammadiyah Metro (UMM) kini memasuki babak baru. Setelah setahun penanganan perkara di Kepolisian, akhirnya dua kelompok tersebut sepakat berdamai.

Perdamaian atas perkara bentrok antar mahasiswa di lingkungan kampus tersebut dinilai merupakan inisiasi brilian Polres Metro bersama UMM yang dapat menyelesaikan dinamika pendidikan berorganisasi di kampus.

Langkah perdamaian itu pun mendapat reaksi positif dari Organisasi Mahasiswa dan Organisasi Kepemudaan (OKP) di Bumi Sai Wawai. Bahkan sejumlah Ormawa dan OKP memuji serta mengapresiasi langkah Satreskrim Polres Metro.

Apresiasi tersebut disampaikan Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Metro, Muhammad Lukman Sanjung. Ia mengapresiasi langkah Polres Metro dalam menyelesaikan konflik yang terjadi antara dua kelompok mahasiswa UMM.

"Tentunya yang pertama apresiasi luar biasa kepada Polres Metro khususnya Satuan Reserse Kriminal yang mampu mengatasi persoalan tersebut. Di bawah kepemimpinan Kapolres Metro AKBP Heri Sulistyo Nugroho, Polres Metro lebih bijak dalam menyelesaikan persoalan yang terjadi," kata dia kepada awak media, Minggu (3/12/2023).

Pria yang juga merupakan anggota Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Kota Metro tersebut menyampaikan rasa terimakasihnya atas penyelesaian perkara mahasiswa yang telah setahun tidak kunjung usai.

“Ya, karena konflik tersebut bisa dikatakan sudah berlangsung cukup lama. Namun di sini kita lihat bersama, semua telah usai. Terima kasih kepada Kasat Reskrim Polres Metro, IPTU Rosali yang dengan penuh kebijaksanaan dalam upaya penyelesaian konflik tersebut," ujarnya.

Hal senada disampaikan Ketua Dewan Pembina Senat Mahasiswa Fakultas Hukum UMM, Muhamad Ridho Anugrah. Ia menilai, konflik yang terjadi antar mahasiswa UMM merupakan bagian dari dinamika organisasi guna menjalankan proses menuju daya kritis.

“Tentu hal itu sebenarnya biasa. Namun dalam proses berdinamika, kita juga perlu mengenal batasan-batasan yang ada, dalam arti tetap mengedepankan etika," ungkapnya.

Ia berharap, konflik tersebut dapat menjadi nilai berharga untuk pembelajaran yang bertujuan meningkatkan kapasitas mahasiswa itu sendiri.

“Selain itu, saya juga tentu berharap, kepada seluruh mahasiswa dan pemuda agar lebih tepat dan teliti dalam mengambil sebuah keputusan. Jangan sampai, hal merugikan terjadi lagi,” bebernya.

"Semoga ini menjadi pelajaran buat kita semua dan takkan terjadi lagi. Karena kemenangan sesungguhnya adalah kemenangan silaturrahmi,” imbuhnya.

Pria yang akrab disapa Ncek tersebut mengajak seluruh mahasiswa di fakultasnya untuk bersatu mengembalikan marwah Fakultas Hukum UMM.

"Sekarang bukan lagi waktu yang pas untuk saling menjelekkan maupun menjatuhkan satu sama lain, tapi bagaimana caranya kita bersama-sama  mengembalikan marwah dari Fakultas Hukum," ungkapnya.

"Saya tekankan, marilah kita saling mawas diri sehingga kita tau apa kesalahan yang telah kita perbuat. Inilah dinamika dalam bangku perkuliahan, karena saya pernah membaca kata-kata indah bahwa nahkoda yang tangguh itu tidak dilahirkan di laut yang tenang," tandasnya.

Dari catatan Redaksi, kericuhan dua kubu kelompok mahasiswa di lingkungan kampus UMM tersebut terjadi pada Rabu (16/12/2022).

Kericuhan tahun lalu terjadi diduga dipicu oleh perebutan kader saat Mastama pada 2022 lalu. Dua kelompok mahasiswa UMM tersebut ialah Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).

Usai bentrok pada November 2022 lalu, kedua belah pihak saling melapor ke Mapolres Metro. Setelah setahun kasus tersebut tanpa kejelasan, akhirnya setelah Kasat Reskrim Polres Metro berganti, kasus tersebut dibuka kembali.

Selanjutnya, pada Sabtu (2/12/2023) akhirnya perkara bentrok dua kubu mahasiswa di lingkungan kampus tersebut menemui titik terang. Dua kelompok mahasiswa yang terlibat sepakat untuk berdamai dan kembali berproses di kampus UMM. (*)

Editor Sigit Pamungkas