Logo

berdikari BERITA LAMPUNG

Senin, 05 Februari 2024

16.873 Ton Jagung Impor Masuk Lampung, Dijual ke Peternak Seharga 5.500 per Kg

Oleh ADMIN

Berita
Ilustrasi

Berdikari.co, Bandar Lampung - Provinsi Lampung menerima jagung impor sebanyak 16.873 ton yang didatangkan oleh pemerintah pusat dari negara Brasil dan Argentina.

Pimpinan Wilayah Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Kanwil Lampung, Bambang Prihatmoko mengatakan, jagung impor tersebut akan disalurkan kepada para peternak sasaran yang sebelumnya telah didata oleh Kementerian Pertanian.

"Kami dapat penugasan dari Bapanas (Badan Pangan Nasional) untuk menyalurkan cadangan jagung pemerintah atau jagung pakan terhadap para peternakan sasaran di seluruh Lampung," kata Bambang, Jumat (2/2/2024).

Ia mengatakan, penyaluran 16.873 ton jagung impor akan dilakukan hingga akhir bulan Maret mendatang. Sampai dengan saat ini, Bulog telah menyalurkan jagung impor ke peternak sasaran sebanyak 8.685 ton.

"Jagung ini adalah penugasan dari Bapanas yang berasal dari impor asal Amerika Selatan yakni Brasil dan Argentina. Untuk penugasan penyalurannya sendiri sampai dengan 31 Maret 2024," ungkapnya.

Bambang menerangkan, jumlah pinsar petelur di Lampung yang menerima jagung impor sebanyak 135. Jumlah penerimanya telah dilakukan pendataan oleh Kementerian Pertanian.

"Peternak sasaran yang diberikan kuota jagung impor ini adalah peternak yang sudah didata oleh Kementerian Pertanian. Jadi hanya mereka yang didata dan diberikan kuota oleh pemerintah yang bisa membeli jagung pakan impor ini," paparnya.

Bambang mengungkapkan, untuk harga jagung pakan baik itu curah maupun kemasan dapat dibeli oleh para peternak senilai Rp5.500 per kilogram. Sementara untuk harga jagung di pasaran saat ini sudah mencapai Rp8.000 per kilogram.

"Pinsar dapat membeli jagung impor dengan harga yang sudah ditetapkan baik curah maupun kemasan. Dimana harga paling tinggi di peternak itu Rp5.500 per kilogram, kalau di pasar sudah Rp8.000 per kilogram," katanya.

Bambang mengungkapkan, impor jagung ini dilakukan oleh pemerintah pusat karena produksi dalam negeri tidak optimal. Hal itu terjadi akibat terjadinya kemunduran musim tanam dampak dari adanya El Nino.

"Saat ini kita semua menghadapi situasi dimana perubahan iklimnya tidak menentu. Sehingga ini menyebabkan produksi dalam negeri tidak optimal," imbuhnya.

"Seperti halnya petani jagung dan padi ada keterlambatan musim tanam. Jadi mungkin akan berpotensi terhadap keterlambatan musim panen, sementara peternak membutuhkan pasokan jagung," lanjutnya.

Sementara itu, Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) PPN Wilayah Lampung, Jenny Soelistiani, berharap masuknya impor jagung ke Lampung bisa memenuhi kebutuhan pakan untuk peternak serta harganya dapat terkendali.

"Harapannya dengan impor ini kebutuhan peternak akan jagung tercukupi dan harga terkendali. Minimal ada koreksi harga jagung ke arah yang lebih wajar walaupun tetap tinggi," kata Jenny.

Ia menerangkan, bahan baku pakan ternak ayam sebanyak 50 persen berasal dari jagung. Beban peternak semakin berat ketika ada kenaikan harga jagung tidak diimbangi dengan harga telur yang juga ikut naik.

"Jagung menjadi kebutuhan 50 persen pakan, kalau jagung mahal otomatis semakin membebani para peternak. Kalau telurnya murah pasti peternak rugi dan sekarang ini posisinya sudah seperti itu," imbuhnya.

Untuk diketahui, produksi jagung di Provinsi Lampung tahun 2022 sebanyak 3.176.771 ton naik 31.796 ton dibandingkan tahun 2021 sebanyak 3.145.015 ton. Sebagian besar jagung diserap oleh pabrik pakan ternak.

Berdasarkan data dari Dinas Ketahanan Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura (DKPTPH) Provinsi Lampung, luas tanam jagung di Lampung tahun 2022 mencapai 497.398 hektar naik 54 persen atau 2.667 hektar dibandingkan tahun 2021 seluas 494.731 hektar.

Luas lahan panen jagung tahun 2022 ada 479.067 hektar naik 0,73 persen atau 3.495 hektar dibandingkan tahun 2021 seluas 475.572 hektar. (*)

Editor Sigit Pamungkas