Berdikari.co, Bandar Lampung - PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional IV Tanjungkarang telah mengangkut 25.426.944 ton batubara di wilayah Lampung sepanjang tahun 2023.
Volume batubara yang diangkut tersebut naik 10,47 persen dibandingkan tahun 2022 yakni sebanyak 23.409.125 ton.
Deputy PT KAI Divisi Regional IV Tanjungkarang, Rangga Putra Maulana menjelaskan, pengangkutan batubara di wilayah Divisi Regional IV pada tahun 2023 sebenarnya ditargetkan sebanyak 23,01 juta ton.
"Alhamdulillah dapat terealisasi dan melebihi target yaitu sebanyak 25.426.944 ton. Pengangkutan batubara ini melibatkan 8.419 kereta api,” kata Rangga Putra Maulana di Kantor KAI Regional IV Tanjungkarang, Selasa (6/2/2024).
Ia mengungkapkan, meningkatnya angkutan batubara dikarenakan adanya berbagai upaya yang telah dilakukan PT KAI seperti menambah satu gerbong pada setiap rangkaian kereta api batubara rangkaian panjang (KA Babaranjang).
"Yang semula 60 gerbong menjadi 61 gerbong. Lalu menambah perjalanan KA Babaranjang dengan tetap memperhitungkan faktor keselamatan dan keamanan operasional KA," ungkapnya.
Rangga menerangkan, di tahun 2024 ini pihaknya ditargetkan mengangkut batubara sebanyak 25,5 juta ton. Dengan target tersebut, untuk sementara tidak ada penambahan gerbong. Sehingga masih sama seperti tahun 2023.
"Namun untuk mencapai target tahun ini, kita mutlak menekankan pada faktor keamanan perjalanan kereta api,” imbuhnya.
Selain batubara, PT KAI juga mengangkut komoditas barang seperti Semen dan bahan bakar minyak (BBM).
"Selama tahun 2023, PT KAI Tanjungkarang telah mengangkut 957.325 penumpang atau meningkat 41,49 persen dari tahun 2022 sebanyak 676.583 penumpang," ungkap Rangga.
Pihaknya terus melakukan beragam upaya seperti pengembangan sarana dan prasarana untuk menghadirkan potensi pendapatan dan peningkatan angkutan terutama yang menjadi andalan PT KAI Divre IV Tanjungkarang.
"Hal ini sebagai bentuk dukungan Divre IV Tanjungkarang menghadirkan transportasi yang efektif dan efisien melancarkan pasokan batubara yang sampai saat ini sebagian besar masih digunakan untuk sumber daya pembangkit listrik di Pulau Jawa dan Bali," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandar Lampung menyurati PT Bukit Asam terkait permintaan dana kompensasi atas adanya intensitas tinggi kereta api batubara yang melintasi area perkotaan. Besaran kompensasi yang diminta sebesar Rp5 miliar per bulan
Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Bandar Lampung, M. Nur Ramdhan mengungkapkan, sejak meminta kompensasi pihaknya belum sempat bertemu dengan direksi PT Bukit Asam lagi.
Menurutnya, pihak dari Bukit Asam sempat merespon dengan ada komunikasi bagaimana sebaiknya atas persoalan itu, hanya saja dari Pemkot belum sempat kesana.
Ia juga menyampaikan jika memang uang kontribusi itu dibayarkan, dan itu masuk di pendapatan dan lain-lain. "Maunya kita Rp5 miliar per bulan, karena memang wajar dengan apa yang ditimbulkan panjangnya kemacetan," kata Ramdhan, "Maka untuk tindak lanjutnya akan kita surati dan akan kita temui. Karena beberapa kali kemarin itu ditugasi Walikota Bunda Eva keluar kota. Mudah-mudahan minggu ini bisa bertemu," kata Ramdhan, Minggu (3/4/2022) lalu.
Ia mengklaim, selama ini Pemkot Bandar Lampung sudah banyak membantu memperlancar perjalanan kereta api seperti menjaga palang pintu kereta api, dan membangun jembatan flyover untuk mencegah terjadinya kemacetan.
"Jadi wajar kita minta kompensasi, karena kan kereta itu lewatnya di tengah-tengah kota yang memang padat penduduk," imbuhnya. (*)