Berdikari.co, Bandar
Lampung - Seekor anak gajah ditemukan dalam kondisi terluka pada bagian kakinya
di Hutan Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Lampung Timur (Lamtim). Kaki anak
gajah terlilit ranjau kawat baja yang dipasang pemburu liar.
Anak gajah liar ini
mengalami luka pada kaki kiri bagian depan. Luka tersebut terlihat cukup dalam
dengan kondisi robek. Akibatnya anak gajah harus berjalan pincang.
Humas TNWK, Sukatmoko
membenarkan kejadian tersebut. "Benar, peristiwanya pada hari Sabtu
(24/2/2024) lalu. Ada seekor anak gajah liar yang ditemukan terjerat kawat baja
yang diduga dipasang pemburu liar," kata Sukatmoko, Rabu (28/2/2024).
Sukatmoko menjelaskan, anak gajah yang terkena alat jerat itu berjenis kelamin
perempuan berusia kurang dari 1 tahun ini ditemukan warga di area Resor Susukan
Baru.
"Ditemukannya itu di area Resor Susukan Baru. Anak gajah ini berjenis
kelamin perempuan, umurnya kurang dari 1 tahun," ungkapnya.
Anak gajah ini, lanjut Sukatmoko, awalnya ditemukan oleh warga berjalan dalam
keadaan pincang. Kemudian warga langsung melaporkan ke TNWK.
"Pertama kali itu warga melihat anak gajah ini berjalan di area tersebut
dalam keadaan pincang. Kemudian diamati kakinya mengeluarkan darah, dari sana
warga melaporkan ke kami," jelasnya.
Dari hasil pemeriksaan tim dokter, diketahui jebakan itu telah terlilit di kaki
anak gajah sekitar 4 minggu.
"Jika melihat kondisinya dan hasil pemeriksaan tim dokter, jebakan itu
telah terpasang di kakinya sekitar 4 mingguan. Kawat itu sudah masuk dan
merobek ke dalam dagingnya," ujarnya.
Plt Kepala Balai TNWK, Hermawan menambahkan, pihaknya menurunkan petugas medis,
dan petugas lainnya untuk mengevakuasi gajah betina berumur satu tahun itu.
"Petugas ERU
TNWK, Mahout, Polhut, Medis, dan Paramedis menuju ke lokasi gajah dan melakukan
cek lokasi dan kegiatan evakuasi," bebernya.
"Gajah kemudian
dibantu untuk dilepaskan selingnya dan diberi pertolongan oleh tim ERU, Mahout,
Medis, Paramedis, Personil Resort, dan Seksi," sambungnya.
Setelah jerat di
bagian kaki kiri lepas, gajah tersebut dibawa ke Camp ERU Tegalyoso. Hermawan
mengatakan, gajah tersebut kini diberikan perawatan intensif oleh medis di Camp
tersebut.
Atas temuan ini,
pihaknya telah berkoordinasi dengan kepolisian Polres Lampung Timur untuk
melakukan penyelidikan. "Sudah, kami sudah berkoordinasi dengan pihak
kepolisian," ungkapnya.
Sebelumnya
diberitakan, seekor induk gajah jinak di Pusat Konservasi Gajah (PKG) Balai
Taman Nasional Way Kambas (TNWK) melahirkan seekor anak gajah
betina.
Humas Balai TNWK,
Sukatmoko mengatakan, anak gajah lahir pada Senin (26/2/2024) pukul 00.10 WIB
dengan jenis kelamin betina di Pusat Latihan Gajah (PLG) TNWK.
Anak gajah dengan berat badan 69 kg,
tinggi bahu 72 cm, lingkar dada 98 cm, panjang badan 87 cm, panjang ekor 50 cm,
lingkar tapak kaki depan 44 cm, lingkar tapak kaki belakang 44 cm serta kondisi
sehat dan normal.
"Kelahiran gajah pada Senin kemarin
merupakan kabar gembira untuk dunia bukan TNWK saja, karena dengan lahirnya
gajah menambah populasi, dan gajah merupakan satwa yang dilindungi oleh
dunia," kata Sukatmoko.
Kelahiran ini
merupakan yang ke-4 dari induk gajah Pleno, yang saat ini berusia 34 tahun.
Guna menjaga kesehatan induk gajah yang baru melahirkan, maka harus diberikan
makanan tambahan berupa rumput dari ladang pakan, dan vitamin via injeksi untuk
memulihkan kondisi pasca melahirkan dan menambah kualitas air susunya.
Sementara
untuk anak gajah, tim medis menyemprotkan antiseptik pada pusarnya. Usai
dalam pantauan tim medis beberapa jam, anak gajah langsung bisa menyusu kepada
induknya dan tampak sehat. (*)