Berdikari.co, Bandar Lampung - Angka prevalensi stunting di lima kabupaten/kota di Provinsi Lampung pada tahun 2023 mengalami kenaikan dibandingkan pada tahun 2022 lalu.
Berdasarkan data prevalensi status gizi balita di Lampung sesuai hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, lima kabupaten/kota yang angka prevalensi stuntingnya naik adalah Kabupaten Lampung Barat, Lampung Selatan, Lampung Tengah, Way Kanan dan Kota Bandar Lampung.
Berdasarkan data tersebut, prevalensi stunting Lampung Barat tahun 2023 yakni 24,6 persen sedangkan tahun 2022 sebesar 16,6 persen. Lalu Lampung Selatan tahun 2023 sebesar 10,3 persen sedangkan tahun 2022 adalah 9,9 persen.
Angka prevalensi stunting Kabupaten Lampung Tengah sebesar 16,7 persen sedangkan tahun 2022 adalah 8,7 persen. Selanjutnya, angka prevalensi stunting Way Kanan tahun 2023 sebesar 22,7 persen sedangkan tahun 2022 18,4 persen.
Dan angka prevalensi stunting Kota Bandar Lampung tahun 2023 sebesar 13,4 persen sedangkan tahun 2022 12,1 persen. Sementara angka prevalensi stunting untuk 10 kabupaten/kota lainnya mengalami penurunan.
Namun, data secara keseluruhan angka prevalensi stunting di Provinsi Lampung mengalami penurunan dari 15,2 persen pada tahun 2022 menjadi 14,90 persen pada tahun 2023.
Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Lampung, Elvira Umihani mengatakan untuk daerah yang memiliki angka stunting masih tinggi akan mendapatkan perlakuan khusus.
"Untuk daerah-daerah yang angka stuntingnya masih tinggi nanti akan ada perlakuan khusus. Kita tahu bahwa daerah yang masih tinggi itu pembangunan SDM nya juga agak lambat," kata Elvira, Senin (29/4/2024).
Elvira menegaskan, pemerintah pusat menargetkan angka prevalensi stunting pada tahun 2024 sebesar 14 persen. Sehingga penanganan stunting pada daerah-daerah yang angkanya masih tinggi akan berbeda dengan kabupaten/kota lainnya.
"Standarnya 14 persen. Jadi nanti treatmentnya akan berbeda dengan kabupaten/kota yang lain. Baik itu program dari pusat, provinsi maupun daerah masing-masing," ujarnya.
Elvira mengungkapkan, akan ada program khusus dalam penanganan stunting dari Pemprov Lampung dan pemerintah pusat. Sehingga harapannya seluruh kabupaten/kota bisa memenuhi standar prevalensi stunting sebesar 14 persen.
"Kita harapkan seluruh kabupaten/kota nanti bisa memenuhi standar itu. Dimana untuk penanganan stunting perlu dilakukan pendekatan secara spesifik dan sensitif," ujarnya.
Ia menerangkan, adapun untuk program spesifik seperti melakukan pendekatan secara langsung kepada masyarakat berupa pemberian vitamin kepada ibu-ibu yang tengah hamil.
"Sementara untuk yang pendekatan sensitif lebih diarahkan untuk menyasar lokus-lokus yang ditetapkan kabupaten/kota. Jadi penyasarannya yang kita lakukan lebih ketat lagi," imbuhnya.
Ia melanjutkan, untuk penanganan stunting diperlukan sinergitas dari semua pihak terkait.
"Seperti BKKBN, Dinas Kesehatan, Bappeda, Dinas PPPA, IDI dan stakeholder terkait. Sehingga programnya akan benar-benar menyasar ke masyarakat," pungkasnya. (*)