Berdikari.co, Bandar Lampung - Bakal calon gubernur (Cagub) Lampung, Rahmat Mirzani Djausal mengaku akan melanjutkan pembangunan Kota Baru bahkan ia berencana menarik investor dan memasukkan kota baru sebagai program strategis nasional (PSN).
Hal tersebut disampaikan Mirzani saat menjadi bintang tamu dalam Podcast 'Ngobrolin Pilkada' (Ngopi) di Kantor Kupas, Jalan Turi Raya, Tanjung Senang, yang dipandu CEaO Kupas Tuntas Dr. Donald Harris Sihotang, Rabu (8/5/2024).
Dalam kesempatan tersebut, Donald Sihotang bertanya terkait tanggapan Mirzani Djausal terhadap kelanjutan pembangunan Kota Baru apabila dipercaya masyarakat menjadi Gubernur dalam kontestasi Pilkada 2024 mendatang.
"Berbicara soal Lampung kedepan sebelumnya dijaman Syachrudin pernah meletakkan pondasi pengembangan Bandar Lampung yaitu Kota Baru, bagaimana pendapat bung Mirza dan bagusnya Kota Baru ini seperti apa," kata Donald.
Menanggapi hal tersebut, Mirzani Djausal menilai awalnya pembangunan Kota Baru terkesan dipaksakan namun seiring berjalannya waktu, pembangunan Kota Baru menjadi sebuah kebutuhan di Lampung.
"Dulu Kota Baru kesannya dipaksakan tetapi sekarang pasti saya yakin sudah menjadi suatu kebutuhan karena Bandar Lampung ini sudah susah, jadi satu-satunya cara ekspansi nya adalah Kota Baru," kata Mirzani.
Bahkan kata dia, Kota Baru merupakan tempat yang strategis sebagai salah satu pusat perekonomian sesuai dengan kebutuhan pemerintah Provinsi Lampung, khususnya Bandar Lampung dan masyarakat.
"Kemudian disitu kan memang sangat memungkinkan, cuma bagaimana kita mengintegrasikan itu dengan kebutuhan provinsi Lampung, Bandar Lampung dan Masyarakat, kebutuhan Lampung dengan kota Metropolitan," jelasnya.
"Kemudian kebutuhan Lampung dengan kota perdagangan, karena Lampung kan provinsi terluar di Sumatera, beberapa sumber daya alam khususnya sumatera bagian selatan keluarnya lewat Lampung seperti kopi," sambungnya.
Ia menambahkan, Lampung terkenal sebagai daerah penghasil kopi terbaik namun banyak produk kopi Lampung justru berasal dari luar Lampung misalnya dari Sumatera Bagian Selatan dan Bengkulu.
"Sehingga Lampung harus jadi kota perdagangan Kopi tingkat internasional, untuk membranding itu Lampung membutuhkan kota perdagangan yang kuat sehingga orang-orang berdagang di Lampung bukan diluar," ujarnya.
Kota Baru merupakan kebutuhan terhadap kota yang merepresentasikan program hilirisasi terutama untuk pangan di Lampung, sehingga untuk pembangunan Kota Baru harus disesuaikan dengan kebutuhan nasional.
"Kita buat Kota Baru sebagai kebutuhan pemerintah pusat dan provinsi, Kota Baru ini jika menggunakan APBD tidak akan terbangun karena kebutuhannya sangat besar sehingga bisa dimasukkan dalam program PSN," jelasnya.
Selain itu, pembangunan Kota Baru juga bisa dilakukan dengan menarik investor selain itu banyak opsi lain yang bisa dilakukan dalam melanjutkan pembangunan Kota Baru yang masih terbuka untuk direalisasikan.
"Intinya jadikan Kota Baru bukan hanya kebutuhan pemerintah daerah tetapi jadikan Kota Baru sebagai kebutuhan usaha, kebutuhan program pemerintah pusat, kebutuhan industri, perdagangan sehingga Kota Baru harus bisa menampung kebutuhan nasional," tuturnya.
Kemudian terkait rencana pembangunan jembatan Selat Sunda menurutnya jika masyarakat Lampung sudah siap wacana pembangunan jembatan Selat Sunda harus siap dilanjutkan namun dengan tetap menghitung dampak.
"Karena setiap ada proyek infrastruktur yang besar kita harus hitung kenaikan terhadap pertumbuhan ekonomi kita, kita harus tau manfaat untuk kita apa, wacana pembangunan selat sunda saya setuju tetapi bagaimana oembangunan jembatan selat sunda itu harus punya nilai tambah signifikan terhadap ekonomi Lampung," pungkasnya. (*)