Logo

berdikari BERITA LAMPUNG

Rabu, 15 Mei 2024

Pasien BPJS Keluhkan Sulit Dapat Kamar Perawatan di RS Urip Sumoharjo

Oleh Yudi Pratama

Berita
Rumah Sakit (RS) Urip Sumoharjo. Foto: Ist.

Berdikari.co, Bandar Lampung - Pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) mengeluhkan sulitnya mendapat kamar perawaran di Rumah Sakit Urip Sumoharjo Kota Bandar Lampung.

Sejumlah pasien Rumah Sakit Urip sumoharjo mengeluh terkait susahnya mendapatkan ruang perawatan bahkan hingga rela menunggu dengan waktu cukup lama di ruang (Instalasi Gawat Darurat (IGD).

WT salah satu keluarga pasien asal Bandar Lampung yang tengah menunggu giliran untuk mendapatkan kamar mengeluh, lantaran ia bersama keluarganya harus menunggu bahkan sudah 6 jam belum juga mendapatkan ruang perawatan.

"Ibu yang sakit, penyakit tua, ini masih nunggu giliran dapat kamar, dari subuh tadi belum juga ada kamarnya udah 6 jam lebih," kata WT saat dimintai keterangan langsung di ruang IGD Rumah Sakit Urip Sumoharjo Rabu (18/05/2024) 

Saat ditanya apakah sudah mencoba mengkonfirmasi pihak Rumah Sakit terkait lamanya waktu menunggu untuk mendapatkan kamar, WT mengaku perawat yang bertugas memberikan alasan kamar penuh.

"Bilangnya kamar penuh, tapi gak tau penuh beneran apa gimana, kalau di cek gak mungkin penuh semua, mungkin karna saya pakai BPJS kelas orang bawah jadi mereka ngeduluin yang kelas menengah keatas dulu," katanya sembari sinis.

Hal serupa juga disampaikan oleh seorang pasien Rumah Sakit Urip Sumoharjo yang sempat dirawat beberapa hari lalu, dirinya menceritakan beberapa waktu lalu sempat menjalani perawatan di rumah sakit tersebut, dari ceritanya ia membenarkan susahnya mendapatkan kamar perawatan.

"Saya pernah beberapa waktu lalu dirawat karena demam tinggi engga turun, terus saya dianterin keluarga ke Urip Sumoharjo, masuk IGD magrib pas di cek harus rawat inap tapi katanya kamar masih penuh," kata salah satu mantan pasien yang enggak disebut namanya.

"Masuknya Magrib nunggu lama sampai keluarga bolak balik nanya petugas belum juga ada yang kosong katanya, jadi terpaksa tidur diruang IGD yang dingin dengan kondisi badan sakit, dan itu parahnya sekitar jam 02 sore dihari berikutnya saya baru dapat kamar perawatan," ujarnya.

Padahal lanjut dia, setelah mendapatkan kamar, di hari pertama ada pasien sebelah saya meninggal dunia yang otomatis dipulangkan pihak rumah sakit beserta keluarga pasien.

"Pasiennya meninggal pas waktu magrib di hari pertama saya dirawat, otomatis pasiennya dibawa pulang dari magrib itu juga, tapi setelah kosong sampai besok siangnya kamar itu tetap kosong, padahal di IGD banyak pasien yang menunggu," sebutnya.

Dirinya sangat menyesalkan kejadian tersebut mengingat ia merasakan belasan jam menunggu untuk mendapatkan kamar perawatan dengan kondisi kesehatan yang harus sesegera mungkin mendapat perawatan lebih lanjut oleh pihak rumah sakit.

"Di IGD banyak yang nunggu dapat kamar, tapi kamar sebelah saya lama kosongnya, padahal banyak pasien yang menunggu," tuturnya.

Sementara dari pantauan di ruang IGD Rumah Sakit Urip sumoharjo tampak puluhan pasien bersama keluarganya menunggu ruangan menunggu giliran mendapatkan kamar perawatan.

Sementara, Pihak Rumah Sakit (RS) Urip Sumoharjo Kota Bandar Lampung memberikan tanggapan terkait keluhan pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang mengeluhkan susanya mendapat kamar perawatan.

Humas RS Urip Sumoharjo, Lia mengatakan, saat ini kamar perawatan memang dalam keadaan penuh. Meskipun demikian, pihaknya tidak bisa menolak pasien yang membludak ingin dirawat di RS Urip Sumoharjo.

"Memang saat ini, RS Urip Sumoharjo tempat tidur pasiennya dalam keadaan penuh. Sehingga pasien yang baru datang ini tidak bisa di bendung dan tidak mungkin kami menolak pasien yang ingin dirawat disini," kata Lia saat dikonfirmasi melalu Whatsapp.

Lia menjelaskan, pihak rumah sakit telah memberlakukan prosedur dengan baik dimana saat pasien tiba di Unit Gawat Darurat (UGD), pihaknya terlebih dahulu memberikan edukasi dengan menyampaikan keadaan kamar dalam kondisi penuh.

"Ketika pasien sampai di UGD, kita sudah memberikan edukasi bahwa saat ini kondisi kamar kita sudah penuh, dan kita arahkan agar menunggu atau mencari rumah sakit lain, kemudian pihak keluarga pasien menyetujui dengan menandatangani untuk permintaan di rawat disini saja," jelasnya.

Setelah itu lanjut Lia, pasien langsung diberikan pertolongan emergency awal dengan memberikan infus terlebih dahulu sembari menunggu ada kamar perawatan yang sudah bisa digunakan oleh pasien selanjutnya.

"RS Urip Sumoharjo tetap memberikan pelayanan bahkan saat sudah menunggu selama dua jam, pasien diberikan snak berupa roti dan minuman," ujarnya.

"Dan setelah menyatakan siap untuk menunggu, pasien langsung diberikan perawatan emergency awal dengan memberikan infus," sambungnya.

Sementara terkait cerita salah satu pasien yang sebelumnya pernah dirawat, dimana ia mengaku terdapat kamar perawatan yang dalam keadaan kosong disebelah kamar tampatnya dirawat dengan waktu yang cukup lama.

Selaku Humas RS Urip Sumoharjo, Lia tidak menampik hal tersebut, ia menerangkan bahwa ada kemungkinan kamar tersebut diperuntukkan sebagai kamar Isolasi 

"Untuk hal itu ada kemungkin bahwa peruntukannya sebagai ruang isolasi, Jadi rumah sakit tidak mungkin menolak pasien," pungkasnya. (*)

Editor Yugo Dwi Prasetyo