Logo

berdikari BERITA LAMPUNG

Rabu, 10 Juli 2024

TKI Asal Raman Utara Lamtim Meninggal Terseret Ombak di Taiwan

Oleh Redaksi

Berita
TKI Asal Raman Utara Lamtim Meninggal Terseret Ombak di Taiwan. Foto: Ist.

Berdikari.co, Lampung Timur - Riko Barera (30), tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Desa Raman Endra, Kecamatan Raman Utara, Kabupaten Lampung Timur (Lamtim), meninggal dunia di Taiwan akibat terseret ombak saat berlibur di pantai.

Kepala Desa Raman Endra, Supratman, menyampaikan bahwa Riko Barera meninggal di Taiwan pada 1 Juli 2024. "Pihak perwakilan pemerintah Taiwan sudah menghubungi keluarga korban dan memberitahukan bahwa Riko tenggelam terseret ombak saat berlibur, dan nyawanya tidak bisa tertolong," kata Supratman, Selasa (9/7/2024).

Menurut Supratman, berdasarkan keterangan keluarga, Riko berangkat ke Taiwan melalui Penyalur Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) KSS yang beralamat di Kecamatan Labuhan Ratu. Korban berangkat pada November 2022.

"Terkait pemulangan jenazah, saat ini masih dalam proses melengkapi dokumentasi. Pihak keluarga juga sudah melakukan doa (yasinan) untuk almarhum," ungkapnya. "Artinya, keluarga sudah meyakini kabar duka tersebut dengan cara melakukan doa atau tahlilan untuk Riko."

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Lamtim, Budiyul, menjelaskan bahwa Riko Barera bekerja di Taiwan secara prosedural, dan kontrak kerjanya baru akan habis pada November 2024.

"Karena korban masih dalam tanggung jawab perusahaan yang memberangkatkan dan masih menjalani masa kontrak kerja aktif, proses pemulangan tidak ada kendala. Jenazah dipastikan tiba di Indonesia pada Minggu (14/7/2024) mendatang," kata Budiyul.

Pengantar Kerja Ahli Muda Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Provinsi Lampung, Waidinsyah, menyatakan bahwa selama periode Januari-Maret 2024, sudah ada 7 TKI asal Lampung yang meninggal dunia di luar negeri. "Mereka yang meninggal rata-rata bekerja di Taiwan dan Malaysia," ungkapnya.

Sebelumnya diberitakan, sebanyak 1.533 pekerja migran Indonesia (PMI) masih bekerja ke luar negeri secara non-prosedural. Menteri Tenaga Kerja (Menaker), Ida Fauziyah, menyatakan bahwa jumlah ini terungkap dari 1.918 pengaduan yang tercatat hingga November 2023.

"Sebanyak 81 persen atau 1.533 pengaduan adalah keberangkatan non-prosedural. Angka ini masih tinggi," kata Ida saat perayaan Hari Migran Internasional 2023 di Lampung Timur, Senin (18/12/2023).

Secara umum, jumlah pekerja migran Indonesia memang mengalami kenaikan. Sampai November 2023, mengalami kenaikan sebanyak 257.461 orang. Namun, ini menjadi tantangan tersendiri karena 54 persen peminat bekerja di luar negeri memiliki tingkat pendidikan hanya sebatas SMP dan SD.

"Meski tingkat pendidikan SMP ke bawah, tetap harus memiliki kompetensi yang dibuktikan dengan sertifikasi," tambah Ida.

Ida menerangkan, sebanyak 61 persen PMI masih didominasi perempuan yang bekerja sebagai caregiver dan house maid. “Kita perlu memaksimalkan sertifikasi kompetensi terutama sektor-sektor formal agar memiliki daya saing untuk penempatan luar negeri," imbuhnya. (*)

Artikel ini telah terbit di Surat Kabar Harian Kupas Tuntas, edisi Rabu 10 Juli 2024, dengan judul "TKI Asal Raman Utara Meninggal Terseret Ombak di Taiwan"

Editor Didik Tri Putra Jaya