Berdikari.co,
Bandar Lampung – Seorang
pasien rujukan dari salah satu rumah sakit kabupaten mengalami pengalaman
mengecewakan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Moeloek, Bandar Lampung.
Wiwit (52), pria paruh baya yang menggunakan BPJS, harus menginap di masjid
rumah sakit setelah dua hari tanpa mendapatkan layanan yang dibutuhkan.
Awalnya,
Wiwit yang menderita penyakit saraf kejepit itu tiba pada Rabu (17/7/2024)
menggunakan kereta api untuk menjalani pemeriksaan Rontgen sesuai rujukan.
Namun, saat tiba pukul 14:00 WIB, layanan tersebut telah tutup menurut
informasi dari bagian pendaftaran pasien.
Dengan
keprihatinan, Wiwit kembali ke RSUD keesokan harinya, Kamis (18/7), hanya untuk
mengetahui bahwa dokter yang harus menanganinya sedang tidak tersedia karena
sedang mengikuti seminar. Akibatnya, ia dijadwalkan kembali untuk pemeriksaan
minggu depan.
"Iya,
katanya dokternya sedang tidak ada karena sedang seminar. Jadi saya harus
datang lagi minggu depan," ungkap Wiwit.
Pada hari
yang sama, Wiwit bertemu dengan pasien lain yang telah melakukan pemeriksaan
Rontgen pada hari sebelumnya. "Saya selama dua hari ke sini tidak dapat
layanan. Tadi ada pasien yang bilang dia sudah dilayani kemarin sore,"
keluhnya.
Kondisi yang
sulit membuat Wiwit harus memutuskan untuk menginap kembali di masjid rumah
sakit pada Jumat (19/7) karena tidak ada jadwal kereta yang tersedia hari itu.
"Ya, tidur di mana saja, yang penting bisa istirahat," tambahnya.
Wiwit
menyoroti kesulitan yang dialami oleh pasien dari daerah yang sama sekali baru
di rumah sakit tersebut. "Kalau tidak ada kenalan di sini, susah ya. Kita
kan orang awam, bingung mau tanya di mana," tuturnya.
Kejadian ini
menunjukkan tantangan yang dihadapi oleh pasien rujukan dalam mengakses layanan
kesehatan di kota, khususnya bagi mereka yang datang dari daerah terpencil.
Wiwit berharap agar sistem pelayanan di RSUD Abdul Moeloek dapat diperbaiki
untuk meningkatkan pengalaman pasien di masa yang akan datang. (*)