Logo

berdikari Politik

Kamis, 25 Juli 2024

Arah Dukungan Warga NU di Pilkada Lampung 2024

Oleh Yudha Priyanda

Berita
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Lampung, Puji Raharjo. Foto: Ist.

Berdikari.co, Bandar Lampung - Warga Nahdlatul Ulama (NU) Lampung diarahkan untuk memilih pemimpin yang mampu mensejahterakan rakyat pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2024.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Lampung, Puji Raharjo, saat dimintai keterangan pada Rabu (24/7/2024).

"Kalau warga NU, tentu harus berpolitik aktif dan saya berkali-kali sampaikan bahwa pilihlah kepala daerah yang bisa mensejahterakan warganya, itu kata kuncinya. Semoga yang dicalonkan oleh PKB juga bisa mensejahterakan warganya," jelas Puji Raharjo.

Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Lampung (UML), Candrawansyah, menilai antara Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan NU memiliki kedekatan tersendiri, meskipun NU bukan partai politik.

"PKB mayoritas warga nahdliyin, maka saya rasa banyak warganya yang akan mendukung arah PKB. Akan tetapi, sebuah organisasi keagamaan dan kemasyarakatan biasanya mempunyai pilihan sendiri," tutur Candrawansyah, seperti dikutip dari kupastuntas.co.

Mantan Ketua Bawaslu Kota Bandar Lampung ini juga mengatakan bahwa organisasi kemasyarakatan menjadi magnet tersendiri bagi partai politik maupun calon kepala daerah, baik itu organisasi keagamaan seperti NU, Muhammadiyah, LDII, dan lain-lain.

Terlebih, jumlah warga NU di Lampung sangat tinggi, yaitu 66,5 persen dari total warga muslim atau sekitar 5 juta lebih warga berstatus nahdliyin.

Oleh karena itu, kata Candrawansyah, pernyataan dari Ketua PWNU akan cukup berpengaruh pada sikap politik warga NU Lampung, meskipun tidak terlalu signifikan.

"Berpengaruh tapi tidak selalu signifikan. Bisa saja berlainan arah dukungan antara struktur dengan simpatisan organisasi tersebut," tambahnya.

Terpisah, pengamat politik dari Universitas Lampung (Unila), M. Iwan Satriawan, menjelaskan bahwa setidaknya warga NU terbagi menjadi dua bagian, yaitu kultural dan struktural.

"NU itu ada kultural ada struktural, ada yang jadi pengurus NU dan ada yang walau bukan pengurus NU namun ritualitas ibadahnya NU," jelasnya.

Menurut Iwan, warga NU memiliki guru atau orang yang dihormati, dan pilihan sikap guru tersebut cenderung akan diikuti oleh warga NU.

"Warga NU punya patron masing-masing, yaitu guru agama atau kyai. Sehingga walau Ketua NU mengajak milih salah satu calon, kalau guru agama atau kyainya beda pilihan dengan ketua NU, maka warga NU akan lebih condong mengikuti guru agamanya," tegas Iwan.

Oleh karena itu, lanjut Iwan, meskipun jumlah warga NU begitu tinggi, sikap politik warga NU akan lebih mengarah kepada para kyai atau gurunya masing-masing.

"Sehingga, walau secara statistik 66 persen warga Lampung itu NU, belum tentu akan memilih yang diarahkan ketua NU," katanya.

Sebelumnya, Ketua DPW PKB Lampung, Chusnunia Chalim, mengatakan bahwa pihaknya mendukung Ketua DPD Gerindra Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, untuk maju dalam kontestasi Pilkada 2024.

"Dengan mengucap Bismillah, kita berjuang bersama-sama untuk mendukung Mas Rahmat Mirzani Djausal sebagai calon Gubernur Lampung 2024," ujar Chusnunia dalam deklarasi dukungan di Labuhan Ratu, Lampung Timur, pada Senin 22 Juli 2024. (*)

Editor Didik Tri Putra Jaya