Berdikari.co, Lampung Barat - Tim gabungan yang terdiri dari Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSA), Kepolisian, TNI, tim dokter hewan, serta aparatur kecamatan dan pekon, kembali menemukan jejak harimau di Pemangku Talang Lampung, Pekon Tembelang, Kecamatan Bandar Negeri Suoh (BNS), Kabupaten Lampung Barat (Lambar).
Kepala Bidang TNBBS Wilayah II Liwa, San Andre Jatmiko, menjelaskan, jejak harimau ditemukan saat tim melakukan monitoring di beberapa lokasi yang diduga menjadi jalur perlintasan harimau. Monitoring dilakukan dengan membagi tim menjadi tiga kelompok.
Tim pertama yang berjumlah 12 orang memantau kamera trap dan kandang jebak di Gunung Ayem, Pemangku Kalibatas Atas, Pekon Sukamarga, namun tidak menemukan jejak apapun. Tim kedua, yang terdiri dari 6 orang, juga tidak menemukan jejak di Talang Mat Toher.
"Tim ketiga, yang berjumlah 8 orang, berhasil menemukan jejak baru di Talang Lampung, Pekon Tembelang, dengan ukuran panjang 12 cm dan lebar bantalan 9 cm,” ungkap Jatmiko, seperti dikutip dari kupastuntas.co.
Kepala TNBBS Resort Suoh, Sulki, mengimbau masyarakat setempat untuk selalu berhati-hati dan membatasi aktivitas di wilayah yang berpotensi menjadi habitat harimau, guna menghindari kejadian yang tidak diinginkan.
"Kami dari tim gabungan tetap berusaha melakukan evakuasi. Pengecekan kandang jebak dan kamera trap dilakukan setiap tiga hari sekali,” tambahnya.
Sebelumnya, insiden tragis terjadi di Kecamatan Suoh, di mana seorang warga bernama Karim Yulianto (48) ditemukan tewas mengenaskan.
Ia dilaporkan hilang saat pergi ke kebun dan ditemukan setelah dilakukan pencarian oleh warga dan aparat setempat.
Kepala Pemangku Kalibata, Fahri, mengungkapkan bahwa saat ditemukan, kondisi tubuh korban sangat mengenaskan, dengan satu kaki hilang.
Warga menduga korban mungkin diterkam harimau, meskipun belum ada bukti jelas mengenai hal tersebut.
Kapolsek BNS, Iptu Edwar Panjaitan, juga mencurigai bahwa korban meninggal akibat serangan binatang buas, meskipun belum bisa memastikan apakah itu harimau atau hewan lainnya.
Tim gabungan terus berupaya memantau dan mengevakuasi hewan liar demi menjaga keselamatan masyarakat setempat. (*)