Berdikari.co, Bandar Lampung - Aksi tidak senonoh yang dilakukan seorang
mahasiswa di Bandar Lampung, di mana ia memamerkan alat kelaminnya kepada kasir
minimarket, memicu kemarahan masyarakat dan menjadi perbincangan hangat di
media sosial. Tindakan ini mendapat kecaman luas karena dianggap sangat tidak
bermoral.
Menanggapi insiden tersebut, Psikolog dari UIN Raden Intan Lampung, Nugroho Arif Setiawan, memberikan analisis terkait perilaku pelaku. Menurut Arif, tindakan ini mencerminkan kecenderungan eksibisionisme, yaitu perilaku yang termotivasi oleh dorongan untuk mencari sensasi melalui pameran tubuh di depan publik.
"Pelaku mungkin mendapatkan kepuasan pribadi saat memamerkan alat kelaminnya. Namun, untuk memahami motif lebih dalam, penting untuk melakukan asesmen. Kita perlu menggali apakah ada trauma masa lalu atau paparan terhadap pornografi yang memengaruhi perilakunya," jelas Arif pada Kamis (3/10/2024).
Ia menekankan bahwa eksibisionisme dapat dipicu oleh berbagai faktor psikologis dan lingkungan. Setiap kasus perlu dianalisis secara mendalam, karena sering kali berakar pada masalah yang lebih dalam, seperti gangguan kontrol impuls atau pengalaman traumatis yang tidak diatasi dengan baik.
"Tindakan ini dapat dikategorikan sebagai perilaku abnormal," tambahnya. Arif juga mengimbau masyarakat, khususnya perempuan, untuk bersikap tegas dalam menghadapi perilaku semacam ini.
"Pihak-pihak yang rentan, seperti perempuan, harus berani melaporkan insiden ini kepada pihak berwenang. Keberanian untuk melapor adalah langkah penting untuk menghentikan tindakan serupa di masa mendatang," ungkapnya.
Arif menegaskan bahwa aksi seperti ini tidak hanya berdampak negatif pada korbannya, tetapi juga pada masyarakat yang merasa terganggu. Ia berharap pihak berwenang mengambil langkah tegas terhadap pelaku, termasuk memberikan sanksi yang sesuai.
"Keluarga dan lingkungan juga memiliki peran penting dalam membantu individu dengan kecenderungan eksibisionisme untuk mendapatkan bantuan profesional, guna mencegah terulangnya tindakan serupa di kemudian hari," pungkas Arif. (*)