Berdikari.co,
Bandar Lampung - PT Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES)
tengah mempersiapkan diri untuk melakukan pengeboran sumur baru yakni Sumur
Ambar - 4 pada bulan Oktober ini.
Sumur Ambar
- 4 ini berpotensi memiliki sumber daya hidrokarbon sebesar 41,35 juta barel
minyak dan berlokasi di dekat perairan Lampung Timur, dan sekitar 150 kilometer
(km) dari pesisir utara Jakarta.
Saat
dimintai keterangan Kabid Energi pada Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
(ESDM) Provinsi Lampung, Sopian Atiek mengatakan, jika Pemprov Lampung sudah
mendapatkan informasi terkait dengan rencana pengeboran tersebut.
"Kita
sudah dapat informasi melalui BUMD kita Lampung Energi Berjaya (LEB) yang
memiliki saham 5 persen di PHE OSES. Sudah diinformasikan memang di bulan
Oktober ini ada pengeboran development atau pengeboran eksplorasi," kata
dia saat dimintai keterangan di ruang kerjanya, Selasa (22/10/2024).
Ia juga
mengatakan jika sebelum nya pihak PHE OSES telah melakukan sosialisasi kepada
nelayan dan juga masyarakat yang ada di Kabupaten Lampung Timur.
"Sebelum
itu memang mereka diawal Oktober kemarin PHE OSES sudah melakukan sosialisasi
ke nelayan di sana. Sebelumnya memang sudah diadakan eksplorasi, artinya
pencarian cadangan baru untuk menambah tingkat produksi minyak PHE OSES,"
kata dia.
Menurutnya
tidak akan ada dampak yang begitu membahayakan bagi masyarakat sekitar di
Lampung Timur kecuali terdapat kebocoran pipa seperti yang pernah terjadi
beberapa waktu yang lalu.
"Lokasi
pengeboran biasanya memang tidak terlalu luas wilayah nya tidak seperti
tambang. Tapi otomatis lokasi nya tidak boleh dilalui oleh nelayan. Sepanjang
tidak terjadi kebocoran minyak atau kecelakaan kerja maka aman-aman aja,"
tuturnya.
Menurutnya,
akan ada beberapa keuntungan yang akan diterima oleh Provinsi Lampung ketika
sumur bor tersebut sudah mulai berproduksi.
"Pengaruh
untuk Lampung yang pasti ada dua, pertama dengan adanya peningkatan produksi
minyak otomatis DBH minyak yang diterima Pemprov Lampung dan Kabupaten/Kota
akan meningkat karena lokasi yang di bor masuk kewilayahan Lampung," katanya.
"Kemudian
kedua secara umum juga menambah nilai pendapatan dari BUMD LEB dalam bentuk
dividen dari sahamnya yang sebesar 5 persen," sambungnya.
Pada
kesempatan tersebut ia mengatakan jika untuk jumlah deviden yang diterima oleh
PT LEB tergantung dengan jumlah produksi minyak dan keuntungan yang didapat
oleh PHE OSES.
Namun
keuntungan tersebut juga dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti harga minyak,
ongkos produksi hingga kurs dollar.
"Deviden
yang diterima LEB tergantung dengan produksi minyak, ketika dia punya saham dia
ada dividen dan ini tergantung keuntungan PHE OSES. Semakin tinggi produksi nya
maka untung semakin besar," kata dia.
Menurutnya
saat ini juga terdapat beberapa wilayah yang tengah di eksplorasi. Seperti di
Way Kanan yang berbatasan dengan Sumatera Selatan yang masih menunggu pemenang
perusahaan yang melakukan tender.
"Ada
juga di Way Kanan yang berbatasan dengan Sumatera Selatan di Air Komering. Jadi
mulai Oktober ini kira-kira sampai Februari 2025 nanti ada pemenang lelang nya.
Ini nanti kita berbagi juga PI nya dengan Sumsel," kata dia.
Kemudian
yang saat ini sedang dalam proses eksplorasi juga berada antara Banten dan
Lampung di perairan Merak.
"Kemudian
di Lampung Tengah ini PT. Harpindo Mitra Kharisma, kita harapkan ada investor
baru karena kemarin pengeboran eksplorasi nya baru satu dan gagal karena
minimal 3 pengeboran," katanya. (*)