Logo

berdikari BERITA LAMPUNG

Kamis, 31 Oktober 2024

Bulog Lampung Terima Jagung Impor 37.600 Ton

Oleh Redaksi

Berita
Kepala Perum Bulog Kanwil Lampung, Nurman Susilo. Foto: Ist.

Berdikari.co, Bandar Lampung - Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Kantor Wilayah (Kanwil) Lampung menerima jagung impor sebanyak 37.600 ton yang didatangkan oleh pemerintah pusat dari beberapa negara.

Kepala Perum Bulog Kanwil Lampung, Nurman Susilo, mengatakan jagung impor tersebut telah disalurkan ke Koperasi Pinsar Petelur Nasional (PPN) dan Koperasi Ketat di Lampung sebanyak 17.618 ton.

"Jadi untuk penerimaan dari luar negeri kemarin jagung sudah masuk sebanyak 37.600 ton, dan yang diserahkan ke koperasi peternak sebanyak 17.618 ton," kata Nurman, Rabu (30/10/2024).

Selain itu, Bulog Lampung juga menyalurkan jagung impor tersebut ke beberapa daerah di luar Lampung seperti Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Palembang dan Bengkulu.

"Selebihnya jagung impor kita kirim ke Sumatra Utara, Sumatera Barat, Jambi, Palembang dan Bengkulu. Lampung ini kebetulan pelabuhannya cukup besar dan bongkar muatnya sangat cepat. Jadi kami diminta untuk dapat membantu daerah lain," jelasnya.

Nurman mengatakan, Bulog Lampung masih memiliki stok jagung sebanyak 1.400 ton dan belum disalurkan karena masih menunggu penugasan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas).

"Harga jagung kemarin sudah naik tapi turun lagi, sempat naik mendekati harga acuan Rp5.800 per kilogram. Kita sudah siapkan mau keluar tapi turun lagi di harga Rp5.100 sampai dengan Rp5.200 per kilonya," kata Nurman.

Sebelumnya, Ketua Pinsar PPN Wilayah Lampung, Jenny Soelistiani berharap, dengan kedatangan jagung impor bisa memenuhi kebutuhan peternak dan harganya dapat terkendali.

"Harapannya dengan adanya jagung impor ini kebutuhan peternak akan jagung tercukupi dan harga terkendali. Minimal ada koreksi harga jagung ke arah yang lebih wajar, walaupun tetap tinggi," kata Jenny.

Menurutnya, bahan baku pakan ternak ayam sebanyak 50 persen berasal dari jagung. Sayangnya, kenaikan harga jagung tidak diimbangi dengan harga telur yang juga ikut naik.

"Jagung menjadi kebutuhan 50 persen pakan, kalau jagung mahal otomatis HAP naik. Kalau telurnya murah pasti peternak rugi dan sekarang ini posisinya sudah seperti itu," ujar Jenny.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Indonesia masih impor jagung untuk memenuhi kebutuhan domestik. Dalam periode Januari-September 2024, total impor jagung mencapai 967,9 ribu ton dengan nilai transaksi US$ 247,9 juta atau Rp3,89 triliun (kurs Rp15.700).

Negara pemasok jagung ke Indonesia dari Argentina sebanyak 639,44 ribu ton atau senilai US$ 172,68 juta. Disusul Brasil 256,83 ribu ton atau senilai US$ 66,09 juta dan Pakistan sebanyak 13,07 ribu ton dengan nilai mencapai US$ 3,47 juta. (*)

Artikel ini telah terbit di Surat Kabar Harian Kupas Tuntas, edisi Kamis 31 Oktober 2024, dengan judul "Bulog Lampung Terima Jagung Impor 37.600 Ton"

Editor Didik Tri Putra Jaya