Logo

berdikari BERITA LAMPUNG

Kamis, 19 Desember 2024

Sebelas Tahun Kerja di Ruang Jenazah, Rosidah Mengabdi Tanpa Takut dan Jijik

Oleh ADMIN

Berita
Rosidah petugas di ruang jenazah RSUD Abdul Moeloek. Foto: Berdikari.co

Berdikari.co, Bandar Lampung - Tidak terasa sudah selama 11 tahun, Rosidah (56) bekerja di ruang jenazah di rumah sakit terbesar di Provinsi Lampung, yakni RSUD Abdul Moeloek, Bandar Lampung. Tuntutan untuk menjalankan tugas secara profesional, sudah menghilangkan rasa takut dan jijiknya.

Suasana mendung yang menyelimuti Kota Bandar Lampung pada Rabu (18/12/2024) pagi, tidak menyurutkan semangat Rosidah untuk berangkat bekerja menuju tempat tugasnya di RSUD Abdul Moeloek.

Mengenakan busana berwarna biru dongker dan dibalut kerudung pink, ia tiba di RSUD Abdul Moeloek sekitar pukul 07.00 WIB. Di ruang biasa tempat ia bekerja, sudah ada keluarga pasien yang menunggu jasanya.

Rosidah telah mengabdikan hidupnya selama 11 tahun sebagai petugas di ruang jenazah RSUD Abdul Moeloek.

Setiap hari, ia menghadapi pekerjaan yang mungkin dihindari banyak orang yaitu memandikan, merawat, mengkafankan, dan mengurus hingga pemakaman jenazah. 

"Alhamdulillah, saya bisa menolong keluarga jenazah yang membutuhkan. Meski kadang bertemu jenazah yang sudah rusak, belatungan, atau membusuk, saya tetap menjalankan tugas ini dengan ikhlas," tuturnya saat ditemui di sela-sela tugasnya pada ruang jenazah RSUD Abdul Moeloek, pada Rabu (18/12/2024). 

Rosidah mengaku, tidak pernah tahu kapan panggilan tugas itu akan datang. Ibu dua anak tersebut harus selalu siap bertugas selama 24 jam.

"Kadang jam 12 malam atau jam 2 pagi saya harus datang ke rumah sakit karena ada yang meninggal dunia. Mau hujan badai sekalipun saya tetap harus datang, karena ini sudah tugas," tuturnya.

Rosidah menceritakan, tahun 2013 menjadi momen yang tidak akan pernah dilupakan olehnya. Kala itu, ia pertama kali bertugas memandikan jenazah seorang anak yang sudah dalam kondisi membusuk.

“Pengalaman pertama itu berat, tapi Alhamdulillah saya tidak merasa takut. Sekarang, apapun kondisinya, saya sudah terbiasa. Gak ada jijik, gak ada takut juga," ungkapnya.

Ia mengatakan, sebagian besar jenazah yang diurusnya adalah korban kecelakaan dengan beragam kondisi, seperti kepala yang sudah pecah, anggota tubuh yang tidak utuh dan yang lainnya. Bagi Rosidah, tugas ini bukan hanya pekerjaan, tetapi juga ibadah. 

Rosidah adalah ibu dari dua anak dan nenek dari enam cucu. Anak pertamanya kini menjadi seorang guru PNS di SDN 1 Pasir Gintung. Sementara anak keduanya bekerja di Bank BTN. Suaminya, yang dulu seorang pengemudi ojek online, kini berhenti bekerja karena faktor usia. 

Pekerjaan yang kini dijalankan Rosidah, rasanya tidak semua orang bisa melakukannya. Ia bekerja dengan penuh tanggung jawab dan profesionalisme untuk memastikan setiap jenazah mendapat penghormatan terakhir yang layak, terlepas dari kondisi atau latar belakang mereka.

Ditengah usianya yang sudah lanjut, Rosidah tetap menyempatkan diri untuk ikut tes Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) demi mendapatkan status pekerjaan yang bisa menjalani hari tuanya. 

"Saya statusnya masih pegawai honorer, kemarin hari Senin saya ikut tes PPPK di Graha Adora. Doain ya semoga bisa keterima jadi PPPK," ujarnya. (*)

Editor Sigit Pamungkas