Berdikari.co, Bandar Lampung - Tidak terasa sudah selama 11 tahun, Rosidah
(56) bekerja di ruang jenazah di rumah sakit terbesar di Provinsi Lampung,
yakni RSUD Abdul Moeloek, Bandar Lampung. Tuntutan untuk menjalankan tugas
secara profesional, sudah menghilangkan rasa takut dan jijiknya.
Suasana mendung yang menyelimuti Kota Bandar Lampung pada Rabu (18/12/2024)
pagi, tidak menyurutkan semangat Rosidah untuk berangkat bekerja menuju tempat
tugasnya di RSUD Abdul Moeloek.
Mengenakan busana berwarna biru dongker dan dibalut kerudung pink, ia tiba
di RSUD Abdul Moeloek sekitar pukul 07.00 WIB. Di ruang biasa tempat ia
bekerja, sudah ada keluarga pasien yang menunggu jasanya.
Rosidah telah mengabdikan hidupnya selama 11 tahun sebagai petugas di ruang
jenazah RSUD Abdul Moeloek.
Setiap hari, ia menghadapi pekerjaan yang mungkin dihindari banyak orang
yaitu memandikan, merawat, mengkafankan, dan mengurus hingga pemakaman
jenazah.
"Alhamdulillah, saya bisa menolong keluarga jenazah yang membutuhkan.
Meski kadang bertemu jenazah yang sudah rusak, belatungan, atau membusuk, saya
tetap menjalankan tugas ini dengan ikhlas," tuturnya saat ditemui di
sela-sela tugasnya pada ruang jenazah RSUD Abdul Moeloek, pada Rabu
(18/12/2024).
Rosidah mengaku, tidak pernah tahu kapan panggilan tugas itu akan datang.
Ibu dua anak tersebut harus selalu siap bertugas selama 24 jam.
"Kadang jam 12 malam atau jam 2 pagi saya harus datang ke rumah sakit
karena ada yang meninggal dunia. Mau hujan badai sekalipun saya tetap harus
datang, karena ini sudah tugas," tuturnya.
Rosidah menceritakan, tahun 2013 menjadi momen yang tidak akan pernah
dilupakan olehnya. Kala itu, ia pertama kali bertugas memandikan jenazah
seorang anak yang sudah dalam kondisi membusuk.
“Pengalaman pertama itu berat, tapi Alhamdulillah saya tidak merasa takut.
Sekarang, apapun kondisinya, saya sudah terbiasa. Gak ada jijik, gak ada takut
juga," ungkapnya.
Ia mengatakan, sebagian besar jenazah yang diurusnya adalah korban
kecelakaan dengan beragam kondisi, seperti kepala yang sudah pecah, anggota
tubuh yang tidak utuh dan yang lainnya. Bagi Rosidah, tugas ini bukan hanya
pekerjaan, tetapi juga ibadah.
Rosidah adalah ibu dari dua anak dan nenek dari enam cucu. Anak pertamanya
kini menjadi seorang guru PNS di SDN 1 Pasir Gintung. Sementara anak keduanya
bekerja di Bank BTN. Suaminya, yang dulu seorang pengemudi ojek online, kini
berhenti bekerja karena faktor usia.
Pekerjaan yang kini dijalankan Rosidah, rasanya tidak semua orang bisa
melakukannya. Ia bekerja dengan penuh tanggung jawab dan profesionalisme untuk
memastikan setiap jenazah mendapat penghormatan terakhir yang layak, terlepas
dari kondisi atau latar belakang mereka.
Ditengah usianya yang sudah lanjut, Rosidah tetap menyempatkan diri untuk
ikut tes Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) demi mendapatkan
status pekerjaan yang bisa menjalani hari tuanya.
"Saya statusnya masih pegawai honorer, kemarin hari Senin saya ikut tes PPPK di Graha Adora. Doain ya semoga bisa keterima jadi PPPK," ujarnya. (*)

berdikari









