Logo

berdikari BERITA LAMPUNG

Jumat, 10 Januari 2025

Kabupaten Lamtim Jadi Pemasok Terbesar Pekerja Migran di Provinsi Lampung

Oleh Redaksi

Berita
Kabupaten Lamtim Jadi Pemasok Terbesar Pekerja Migran di Provinsi Lampung. Foto: Ist.

Berdikari.co, Lampung Timur - Kabupaten Lampung Timur menjadi daerah pemasok terbesar Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Provinsi Lampung selama tahun 2024.

Berdasarkan data Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia/Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, menunjukkan bahwa sepanjang tahun 2024, 9.652 orang warga Lampung Timur diberangkatkan ke luar negeri untuk bekerja.

Sebagian besar PMI asal Lampung Timur memilih bekerja di sektor domestik, perkebunan, dan konstruksi, dengan negara tujuan utama seperti Malaysia, Singapura, Hongkong, dan Arab Saudi.

Faktor ekonomi menjadi alasan utama keberangkatan mereka, didukung oleh budaya merantau yang telah mengakar kuat di masyarakat setempat.

"Kami bekerja keras untuk memberikan kehidupan yang lebih baik bagi keluarga di kampung. Dengan pendapatan di luar negeri, saya bisa membangun rumah dan menyekolahkan anak," kata Mulyadi, salah satu PMI asal Kecamatan Labuhan Maringgai, yang telah bekerja di Malaysia selama tiga tahun, pada Kamis (9/1/2025).

Sementara, Siti Rohani, seorang PMI asal Desa Sukadana, membagikan pengalamannya bekerja di Hongkong sebagai pekerja rumah tangga selama lima tahun.

"Awalnya sangat berat, terutama karena perbedaan bahasa dan budaya. Tetapi, pelatihan sebelum berangkat sangat membantu. Sehingga saya bisa mengirim uang setiap bulan untuk keluarga," katanya.

Siti juga berharap pemerintah terus memperbaiki sistem perlindungan bagi PMI, khususnya terkait kontrak kerja dan asuransi kesehatan. "Kami ingin bekerja dengan tenang tanpa khawatir diperlakukan tidak adil," tambahnya.

Pengalaman serupa dirasakan Lilis Sofiah (46), warga Labuhan Ratu,. Nasib baiknya selama menjadi buruh migran berbuah hasil. Gaji dari kontrak pertama, ia manfaatkan untuk membeli kios di pasar itu.

"Awalnya saya beli kios akhirnya membeli isi dengan pakaian yang dapat dijual dan akhirnya kios saya terus bertambah," kata Lis.

Bahkan dari kios Lis itulah, warga bisa utang membeli pakaian seragam anak sekolah. Setelah 11 tahun berstatus sebagai PMI di Arab Saudi dan Hongkong, baru tersadarkan membuka usaha di kampung setelah mendengar ada yang berhasil dengan berniaga.

Imam Nahrowi (50) purna pekerja migrant, juga sukses menjadi pengusaha. Awalnya, ia menjadi pekerja buruh pabrik material di Hongkong. Lalu membuatnya berpikir untuk membuka toko material.

"Dulu masih sangat sepi, saya coba-coba untuk membeli kios di pasar itu dan gaji tahun berikutnya saya belikan bahan-bahan material," tuturnya. 

Dia optimistis, usaha yang dirintisnya akan terus berkembang, karena setiap orang pasti membutuhkan material untuk membangun rumah maupun jalan. Apalagi, lokasi kios Imam, berada di tempat strategis, pas depan Jalan Lintas Sumatera.

"Ada yang membuka kios wartel ketika itu berguna sekali menjalin komunikasi antara pihak keluarga dengan kami para PMI. Wartel ketika itu menjadi alat komunikasi paling dibutuhkan," kisahnya.

Remitansi yang dikirimkan para PMI menjadi salah satu sumber pendapatan penting bagi keluarga mereka dan secara tidak langsung mendorong perekonomian lokal.

Di beberapa desa di Lampung Timur, hasil kerja keras PMI terlihat dari pembangunan rumah-rumah baru dan meningkatnya akses pendidikan bagi anak-anak.

Meski demikian, pemerintah daerah terus mengingatkan agar masyarakat lebih berhati-hati dalam memilih jalur pemberangkatan. Langkah ini bertujuan untuk mengurangi kasus penipuan atau perlakuan tidak manusiawi yang kerap menimpa PMI ilegal.

Lampung Timur tidak hanya menjadi pemasok tenaga kerja, tetapi juga menjadi simbol semangat masyarakatnya yang gigih memperjuangkan kehidupan yang lebih baik. Dengan dukungan pemerintah dan masyarakat, harapan untuk meningkatkan kesejahteraan para TKI dan keluarganya semakin terbuka lebar. (*)

Artikel ini telah terbit di Surat Kabar Harian Kupas Tuntas, edisi Jumat 10 Januari 2025, dengan judul "Lampung Timur Jadi Pemasok Terbesar PMI di Provinsi Lampung"

Editor Didik Tri Putra Jaya