Berdikari.co, Bandar Lampung - Provinsi Lampung menjadi sentra utama
produksi singkong atau ubi kayu nasional dengan produksi rata-rata 7 juta ton
per tahun. Sebanyak 71 perusahaan tepung tapioka juga beroperasi di provinsi
ini, mencakup lebih dari 50 persen lebih dari total perusahaan serupa di
Indonesia.
Kabid Tanaman Pangan pada Dinas Ketahanan Pangan Tanaman Pangan dan
Hortikultura Provinsi Lampung, Ida Rachmawati, mengatakan produksi singkong di
Provinsi Lampung setiap tahunnya berfluktuasi dengan rata-rata 7 juta ton. Ada
lima kabupaten penghasil singkong di Provinsi Lampung, yakni Kabupaten Lampung
Tengah, Lampung Utara, Lampung Timur, Mesuji dan Tulang Bawang.
Ida mengatakan, harga singkong yang rendah sebenarnya tidak terlalu
berpengaruh terhadap produksi, tapi lebih berdampak kepada kesejahteraan
petani.
Ida mengungkapkan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung terus berupaya
untuk meningkatkan kualitas produksi singkong dan kesejahteraan petani melalui
program pembinaan dan kemitraan dengan pengusaha.
Kemitraan antara petani dan pengusaha tersebut bertujuan untuk memastikan
kedua belah pihak saling menguntungkan.
"Dan yang tidak kalah penting kita akan galakkan kemitraan antara
pengusaha dengan petani pasti kemitraan yang menguntungkan bagaimana bentuknya
akan dirundingkan di masing-masing lokasi, karena jelas beda antara lokasi satu
dan lokasi lain," kata Ida, Selasa (7/1/2025) lalu.
Ida membeberkan, pola kemitraan yang akan dijalankan seperti para pengusaha
diminta untuk menyiapkan pupuk serta bibit yang unggul. Sementara petani
diwajibkan untuk menjual hasil singkongnya ke perusahaan yang menjadi mitranya.
"Misal pengusaha menyediakan sarananya seperti pemberian pupuk dan bibit
unggul karena kadang petani menggunakan bibit yang asal. Nanti petani harus
jual ke mitranya dengan harga yang sudah disepakati," kata Ida.
"Sehingga saat harga turun dia tidak terlalu murah karena sudah
disepakati. Kemudian waktu harga tinggi maka petani juga gak boleh jual dengan
perusahaan lain karena sudah ada kesempatan dengan kemitraan tersebut,"
sambungnya.
Ida menjelaskan, dalam beberapa tahun terakhir pihaknya telah memberikan
bantuan pupuk organik kepada para petani meskipun jumlahnya tidak terlalu
banyak.
"Tahun 2023 lalu ada bantuan pupuk organik untuk 3.000 hektar,
kemudian tahun 2024 hanya 1.200 hektar, karena terbatas anggaran. Tahun ini
(2025) kita tidak bantu lagi karena menurut pemerintah pusat komoditas singkong
akan diberikan pupuk subsidi lagi," tuturnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura
Provinsi Lampung, Bani Ispriyanto mencatat, produksi singkong di Provinsi
Lampung pada tahun 2023 mencapai 7,3 juta ton.
Bani mengatakan, Provinsi Lampung merupakan daerah penghasil nomor satu
komoditas ubi kayu di Indonesia dengan sasaran luas tanam tahun 2023 mencapai
268.822 hektar.
Produksi singkong di Lampung terbesar ada di beberapa daerah, diantaranya
Lampung Tengah, Lampung Utara, Lampung Timur, Lampung Selatan, Way Kanan,
Tulangbawang Barat dan Tulang Bawang.
Sementara itu, berdasarkan data Kementerian Perindustrian, ada 140
perusahaan yang memproduksi tepung tapioka secara Nasional. Dan sebanyak 71
perusahaan atau 50 persen lebih beroperasi di Provinsi Lampung.
Sebanyak 71 perusahaan tepung tapioka di Provinsi Lampung itu tersebar di
10 kabupaten, yakni Bandar Lampung, Tulangbawang Barat, Lampung Tengah, Lampung
Selatan, Lampung Timur, Lampung Utara, Tulang Bawang, Tulangbawang Barat,
Pesawaran, dan Mesuji.
Di Kabupaten Lampung Tengah berdiri paling banyak perusahaan tepung tapioka
sebanyak 38 perusahaan atau 55 persen.
Adapun rincian 71 perusahaan tepung Tapioka itu diantaranya, di Bandar
Lampung ada CV Bumi Waras. Di Lampung Selatan ada PT Plorindo Makmur dan PT
Florindo Makmur. Di Kabupaten Pesawaran ada PD Semangat Jaya.
Kemudian, di Lampung Timur ada PT Bertindo, PT Budi Starch & Sweetener,
PT Budi Acid, CV Central Intan, PT Florindo Makmur, Itara Rjb, Itara Rukun
Santosa, PT Mitra Pati Mas, PT Sorini Agro Asia Corp, CV Srikandi dan CV Way
Raman.
Di Lampung Tengah ada PT Budi Acid Jaya I, PT Budi Acid Jaya II, PT Budi
Acid Jaya III, PT Budi British Bahan Pangan, PT Budi Starch & Sweetener,
Bumi Waras, CV Gajah Mada Internusa, CV Gajah Mada Internusa, CV Gunung Mas
Putra Kencana, PT Hamparan Bumi Mas Abadi, Ittarra Surya Makmur, PT Karisma
Nusa Multi Niaga, PT Mitra Patimas, Nonghyup Feed Indonesia, PT Mirah Reje dan
PT Sakti Buana 15.
Selanjutnya, Sinar Pematang Mulia, Siswo Bangun XVI, Sumber Bahagia,
Tapioka "Sri Kencono", Tapioka "Tatang Soleman"/Susuk,
Tapioka "Tatang"/Gaya Baru Dua, Tapioka Ahok, Tapioka Bangun, Tapioka
Bangun Jaya, Tapioka Gaya Baru IV, Tapioka Gaya Baru Lima, Tapioka Gunung
Intan, Tapioka Sangga Buana, Tapioka Serba Jaya, PT Tapioka Sidokerto, Tapioka
Sriwijaya Mataram, Tapioka Sukajadi, PT Tedco Agri Makmur, PT Teguh Wibawa
Bhakti Persada, Tri Karya Manunggal, PT Tunas Jaya Lautan, PT Umas Jaya, dan PT
Unggul Mekar Perkasa.
Di Lampung Utara ada PT Budi Acid Jaya, PT Budi Starch Sweetener Tbk/Budi
Ac, PT Florindo Makmur, PT Luhur Perkasa Maju Dinamika, Pa. Menara Agung, CV
Sabak Sejahtera Group dan PT Teguh Wibawa Sakti Persada.
Di Tulangbawang Barat ada PT Berjaya Tapioka Indonesia, PT Budi Starch
& Sweetener, PT Budi Starch And Sweetener/Budi Ac, PT Bumi Sakti Perdana
Lau Jaya, dan PT Mentari Prima Jaya Abadi.
Di Way Kanan ada PT Budi Acid Jaya, CV Maryanto. Tulang Bawang: PT Budi
Acid Jaya, PT Sari Agro Manunggal, Sosis Gulung Cucurutukaceria, dan PT Teguh
Wibawa Bhakti Persada. Di Kabupaten Mesuji ada PT Sinar Pematang Mulia.
Adapun produksi singkong terbesar untuk daerah di Lampung, yakni Kabupaten
Lampung Tengah 2.502.896 ton, Lampung Utara 1.120.450 ton, Tulangbawang Barat
732.729 ton, Lampung Timur 1.000.666 ton, dan Tulang Bawang 778.534 ton.
Secara Nasional, berdasarkan laman Portal Satu Data Pertanian, sentra produksi ubi kayu
terdapat di tujuh provinsi di Indonesia. Provinsi sentra utama adalah Lampung
dengan kontribusi sebesar 39,74% dari total produksi ubi kayu Indonesia
sebanyak 5,95 juta ton di tahun 2022.
Provinsi sentra lainnya adalah Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat,
Sumatera Utara, DI Yogyakarta, dan Nusa Tenggara Timur. Dan sebesar 12,71%
produksi ubi kayu Indonesia tahun 2022 disumbang oleh provinsi lain. (*)