Logo

berdikari BERITA LAMPUNG

Jumat, 07 Februari 2025

Tingkatkan Produktivitas Padi di Lampung, Pengamat Sarankan Manfaatkan Lahan Tidur

Oleh Redaksi

Berita
Pengamat Ekonomi Universitas Lampung, Asrian Hendi Caya. Foto: Ist.

Berdikari.co, Bandar Lampung - Pengamat Ekonomi Universitas Lampung, Asrian Hendi Caya mengusulkan, lahan tidur bisa dimanfaatkan untuk peningkatan produktivitas padi di Provinsi Lampung, terutama untuk mewujudkan program swasembada pangan.

“Pemerintah daerah bisa mewujudkan program swasembada pangan salah satunya dengan memanfaatkan lahan tidur,” kata Asrian, Kamis (6/2/2025).

Asrian mengungkapkan, peningkatan produksi beras sangat mungkin dilakukan di Lampung. Karena sudah diresmikan dua bendungan untuk menjamin irigasi. Selain itu, pupuk bersubsidi juga sudah diperbanyak.

Menurut Asrian, dengan adanya dua bendungan baru yakni Bendungan Marga Tiga dan Bendungan Way Sekampung maka luasan tanaman padi baik lahan kering maupun sawah irigasi dapat bertambah.

"Diharapkan luasan tanaman padi bertambah baik untuk lahan kering maupun sawah irigasi. Dengan adanya dukungan bendungan, di samping itu juga bisa memanfaatkan lahan tidur," ujar Asrian.

Namun, lanjut Asrian, ada tantangan yang dihadapi Pemprov Lampung saat ini yakni meningkatkan produktivitas padi.

"Tantangannya adalah meningkatkan produktivitas yang selama ini berkisar 5,1 hingga 5 2 ton per hektare bisa menjadi minimal 6 ton per hektar," kata dia.

Sementara Anggota Komisi II DPRD Lampung, Mikdar Ilyas, mengingatkan bahwa Provinsi Lampung menjadi salah satu daerah yang menjadi lumbung padi nasional. Untuk itu, ia minta Pemprov Lampung untuk terus meningkatkan produksi padi.

Mikdar mengatakan, selama ini Lampung menjadi salah satu daerah penghasil padi terbesar yang mampu memasok kebutuhan beras ke berbagai wilayah. Dengan kebijakan pemerintah saat ini, produksi padi di Lampung diharapkan semakin meningkat.

“Beberapa tahun lalu Lampung memang menjadi lumbung padi nasional. Kita bisa mengirim beras ke daerah lain karena produksi yang melimpah. Dengan kebijakan Presiden, Lampung akan dimaksimalkan dengan berbagai program dari Kementerian Pertanian seperti irigasi dan bibit unggul,” kata Mikdar, Kamis (6/2/2025).

Mikdar mengungkapkan, saat ini harga gabah cukup baik yakni Rp6.500 per kilogram tanpa potongan. Harga tersebut dinilai sebagai pencapaian yang belum pernah terjadi sebelumnya.

“Kalau ada padi di suatu daerah dengan harga di bawah Rp6.500, kita bisa langsung hubungi Bulog untuk membeli dengan harga tersebut. Ini sangat menggembirakan karena petani bisa mendapatkan keuntungan maksimal, apalagi pupuk dan bibit juga mendapat bantuan, serta irigasi diperbaiki,” ujarnya.

Ia mengatakan, dengan kondisi tersebut, sawah di Lampung diharapkan mampu melakukan panen dua kali dalam setahun, bahkan tiga kali jika memungkinkan. Selain itu, akan ada program cetak sawah baru guna meningkatkan luas tanam dan produksi padi di Lampung.

“InsyaAllah dengan berbagai upaya ini, kami di Komisi II yakin bahwa produksi padi di Lampung bisa lebih besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” imbuhnya. (*)

Artikel ini telah terbit di Surat Kabar Harian Kupas Tuntas, edisi Jumat 07 Februari 2025, dengan judul "Pengamat Sarankan Manfaatkan Lahan Tidur"

Editor Didik Tri Putra Jaya