Logo

berdikari BERITA LAMPUNG

Selasa, 11 Februari 2025

Diduga Digondol Pencuri, 89 Besi Penutup Trotoar Jalan Jenderal Sudirman Metro Hilang

Oleh Arby Pratama

Berita
Penampakan lubang menganga di trotoar Jenderal Sudirman Metro akibat penutupnya hilang tak berbekas. Foto: Berdikari.co

Berdikari.co, Metro - Puluhan besi penutup lubang trotoar di Jalan Jenderal Sudirman hilang dan mengancam keselamatan para pejalan kaki. Ketiadaan besi-besi tersebut hingga kini masih menjadi misteri dan menimbulkan kegelisahan di tengah masyarakat.

Dari pantauan dilapangan, terdapat sekitar 89 besi penutup lubang trotoar telah lenyap, menyisakan lubang-lubang menganga yang membahayakan pejalan kaki. Puluhan besi penutup lubang trotoar itu tersebar di sepanjang kiri dan kanan jalan mulai dari kawasan perbatasan hingga pusat Kota Metro.

Tak hanya kehilangan aset publik, trotoar di sepanjang jalan ini juga mengalami kerusakan parah, terutama di wilayah Kelurahan Ganjar Asri dan Ganjar Agung, Kecamatan Metro Barat. Besi penutup yang masih tersisa pun dalam kondisi keropos dan rawan ambruk. 

Dengan kondisi ini, masyarakat mempertanyakan kinerja pengawasan dan pemeliharaan yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Mereka menilai bahwa Dinas terkait abai terhadap kondisi trotoar dan aset yang hilang. 

Ilham (28), salah seorang warga Ganjar Agung yang tinggal di sekitar Trotoar Jalan Jenderal Sudirman mengungkapkan bahwa kondisi lubang trotoar yang menganga akibat penutup besinya hilang telah lama dirasakan masyarakat.

"Di sepanjang trotoar ini memang besi penutup lubang itu kondisinya sudah rusak, karena tidak terawat mungkin ada orang-orang yang iseng membawa besi - besinya. Tapi kalau persisnya seperti apa, apakah ada yang mengambil atau hilang karena keropos termakan usia, saya juga tidak tahu," kata Ilham kepada awak media, Selasa (11/2/2025)

Hilangnya besi penutup ini tidak terjadi secara sporadis. Ilham mengungkapkan bahwa besi-besi tersebut hilang secara bertahap dalam beberapa tahun terakhir.

"Awalnya cuma satu-dua yang hilang. Tapi makin lama, makin banyak. Sekarang lubangnya di mana-mana. Bahaya kalau malam, sudah banyak yang jatuh ke lubang trotoar," ungkapnya.

Ia bahkan menduga bahwa ada jaringan pencurian yang terorganisir, mengingat jumlah besi yang hilang cukup besar. Modusnya dilakukan pada malam hari, ketika situasi jalan sepi dan minim penerangan. 

"Kemungkinan besar ini kerjaan oknum yang sudah paham jalur. Kalau satu-dua masih bisa dibilang dicuri orang iseng, tapi kalau jumlahnya sampai 89 ya kurang lebih, ini diduga ada sindikatnya," ucapnya.

Warga kini menuntut pemerintah Kota Metro dan dinas terkait untuk bertindak cepat dalam menangani permasalahan ini. Selain mengganti besi penutup yang hilang, mereka juga meminta peningkatan pengawasan terhadap fasilitas publik yang rawan pencurian. 

Ketua Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) Kota Metro, Eko Joko Susilo angkat bicara terkait fenomena hilangnya puluhan besi penutup lubang trotoar jalan jenderal Sudirman. Ia bahkan mengkritik lemahnya pengawasan dari dinas terkait. 

"Setiap tahun ada anggaran perawatan trotoar dan drainase, tetapi nyatanya kondisi di lapangan semakin memburuk. Jika dibiarkan, ini bisa menjadi potensi kecelakaan bagi warga, terutama anak-anak dan lansia," cetusnya.

Pihaknya juga mendesak agar pemerintah berkoordinasi dengan kepolisian untuk menyelidiki sindikat pencurian ini, serta mengawasi tempat-tempat pengepul besi tua yang diduga menjadi tujuan akhir dari besi penutup yang dicuri. 

"Kami menilai pengawasan terhadap aset trotoar oleh Pemkot selama ini memang sangat lemah. Pemeliharaan trotoar selama ini juga kurang optimal. Namun, untuk kasus hilangnya besi ini, harus ada investigasi lebih lanjut karena jumlahnya sangat banyak," ungkapnya.

Eko juga menyarankan agar Pemkot segera melakukan penggantian besi penutup yang hilang dengan material alternatif yang lebih sulit dicuri, seperti beton cor atau material komposit.

"Kami rasa pemerintah juga kalo melakukan pemasangan CCTV di titik-titik rawan untuk memantau pergerakan mencurigakan, terutama pada malam hari. Kemudian berkoordinasi dengan aparat kepolisian untuk menyelidiki jaringan pencurian besi tua di Kota Metro," jelasnya.

"Dinas terkait juga harus rutin melakukan inspeksi untuk mencegah pencurian lebih lanjut dan memperbaiki trotoar yang rusak. Sosialisasi kepada masyarakat, agar melaporkan setiap aktivitas mencurigakan terkait pencurian fasilitas umum," imbuhnya.

Aktivis tersebut juga menilai bahwa hilangnya 89 besi penutup trotoar di Jalan Jenderal Sudirman bukan sekadar masalah pencurian aset, tetapi juga mencerminkan kelemahan sistem pengawasan pemerintah daerah

"Kini, masyarakat menunggu langkah konkret dari pemerintah Kota Metro. Apakah dugaan pencurian ini akan dibiarkan berlarut-larut, ataukah pemerintah akhirnya akan bersikap tegas dan bertindak cepat untuk menuntaskan masalah ini. Tentunya waktu yang akan menjawab. Yang pasti, jika dibiarkan terus berlarut, maka warga Metro akan terus menjadi korban dari kelalaian yang berulang," tandasnya. (*)

Editor Sigit Pamungkas