Logo

berdikari BERITA LAMPUNG

Rabu, 05 Maret 2025

Pengamat: Pengurangan Jam Belajar Jangan Berdampak ke Kualitas Pendidikan

Oleh Redaksi

Berita
Pengamat Pendidikan Universitas Lampung, M. Thoha B Sampurna Jaya. Foto: Ist.

Berdikari.co, Bandar Lampung - Pengamat Pendidikan Universitas Lampung, M. Thoha B Sampurna Jaya, menyebut pembelajaran mandiri dan pengurangan jam belajar sebagai langkah yang tepat di saat bulan Ramadhan.

Menurutnya, pengurangan jam belajar selama bulan Ramadhan adalah hal yang wajar. "Secara umum pengurangan jam pembelajaran itu sangat positif, karena jam kerja pegawai juga memang dikurangi," kata Thoha, Selasa (4/3/2025).

Thoha mengungkapkan, yang terpenting bukanlah durasi pembelajaran, tetapi bagaimana sekolah tetap menjaga efektivitas belajar siswa.

Thoha menekankan, selama bulan Ramadhan sekolah perlu berkoordinasi dengan orang tua siswa agar kegiatan belajar di rumah tetap berjalan.

"Saat berlangsung pembelajaran mandiri, sekolah perlu koordinasi dengan pihak orang tua siswa. Sehingga pembelajaran di rumah bisa berjalan secara efektif, baik itu kegiatan keagamaan atau memberikan tugas lainnya,” ungkapnya.

Menurutnya, pengurangan jam belajar tidak akan berdampak signifikan jika kualitas pembelajaran tetap terjaga.

"Pengurangan waktu belajar selama 10 menit tiap mata pelajaran itu bukan soal kuantitasnya, tetapi kualitas pembelajarannya. Walaupun dikurangi belajar selama 5 menit tapi kualitasnya tidak baik, maka ya sama saja. Tidak jadi masalah pengurangan jam belajar selama 10 menit, yang penting proses pembelajaran tetap ada," jelasnya.

Thoha mengapresiasi kebijakan Disdikbud Lampung yang mengeluarkan surat edaran pembelajaran mandiri di rumah dan liburan di bulan Ramadhan. Menurutnya, kebijakan ini menunjukkan bahwa pemerintah hadir dalam mendukung proses ibadah selama Ramadhan.

"Kita sambut baik surat edaran pembelajaran mandiri. Ini bentuk kehadiran negara dalam proses kegiatan ibadah Ramadhan," katanya.

Namun, ia mengingatkan bahwa efektivitas belajar tetap bergantung pada peran guru dalam mendampingi siswa. Thoha mengatakan, pengurangan jam belajar justru dapat memberi ruang bagi orang tua untuk lebih berperan dalam pendidikan anak di rumah.

"Efektif tidaknya belajar sangat tergantung pada pihak sekolah, dalam hal ini guru dalam pendampingan belajar. Pengurangan waktu belajar 10 menit itu tidak masalah, yang penting kualitas tetap dipertahankan. Itu juga baik karena memberikan ruang untuk orang tua berperan dalam pembelajaran di rumah," pungkasnya. (*)

Berita ini telah terbit di Surat Kabar Harian Kupas Tuntas edisi Rabu 05 Maret 2025, dengan judul "MUI: Pesantren Kilat Ramadhan Bentengi Siswa dari Pergaulan Bebas"

Editor Didik Tri Putra Jaya