Berdikari.co, Bandar Lampung – Rumah produksi cincau hitam di
Jalan Abimanyu, Kelurahan Jagabaya, Kecamatan Way Halim, Kota Bandar Lampung
terus berjalan meskipun permintaan pasar mengalami penurunan sejak tahun 2023.
Menurut Iwan, salah satu karyawan rumah produksi cincau hitam, permintaan selama Ramadan tidak mengalami peningkatan alias cenderung menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. “Permintaan tidak meningkat, malah menurun dibanding tahun-tahun sebelumnya,” ujarnya pada Kamis (6/3/2025).
Agar tetap eksis, selain memproduksi cincau hitam, rumah produksi ini juga membuat cendol dan jelly. Rumah produksi ini dijalankan dengan tenaga kerja sebanyak tiga karyawan. Menurut pemilik rumah produksi, Bu Erna, cincau hitam telah diproduksi sejak tahun 1967, sementara jelly baru mulai dikembangkan dalam tiga tahun terakhir.
“Kami terus berusaha dengan menambah produk baru seperti jelly agar bisa memenuhi selera pasar yang lebih luas,” jelasnya.
Bu Erna juga mengungkapkan bahwa pada tahun 2022, rumah produksinya mengalami lonjakan pembeli yang tinggi. Namun, sejak tahun 2023 hingga 2025, jumlah pembeli mulai mengalami penurunan dan tidak seramai dulu.
“Dulu pada 2022, permintaan sangat tinggi karena banyak orang yang berjualan minuman cincau di rumah, tetapi sekarang sudah mulai menurun,” katanya.
Proses pembuatan cincau hitam di rumah produksi ini masih menggunakan metode tradisional dengan bahan baku alami. Daun cincau dibeli dari Jawa Timur sebelum akhirnya diolah di Bandar Lampung dan didistribusikan ke pasar-pasar.
Daun cincau terlebih dahulu dibakar, lalu disaring sebelum akhirnya direbus dan diolah hingga menghasilkan gel yang khas. Setelah itu, cincau didiamkan selama kurang lebih 3 jam hingga mengeras sebelum dipotong dan dikemas untuk didistribusikan ke pasar dan pedagang es.
Dalam sehari, rumah produksi ini mampu menjual sekitar 60 kotak cincau hitam, yang dibanderol dengan harga Rp120.000 per kotak, dengan pendapatan harian mencapai Rp3-4 juta. “Kami bersyukur dengan hasil ini, apalagi saat ini minuman berbasis cincau masih cukup digemari masyarakat,” tambah Bu Erna.
Selain dijual di pasar tradisional, cincau hitam dari Bandar Lampung juga dipasok ke sejumlah kafe dan restoran yang menyediakan menu minuman berbasis cincau. (*)