Logo

berdikari BERITA LAMPUNG

Rabu, 12 Maret 2025

Disporapar Metro: Perbaikan Taman Ki Hajar Dewantara Terkendala Efisiensi Anggaran

Oleh Arby Pratama

Berita
Taman Ki Hajar Dewantara Metro yang kini tampak kumuh karena kurangnya perhatian dari pemerintah setempat. Foto: Berdikari.co

Berdikari.co, Metro - Kondisi Taman Ki Hajar Dewantara di Kelurahan Iringmulyo, Kecamatan Metro Timur kini menuai sorotan tajam dari mahasiswa dan masyarakat. Taman yang seharusnya menjadi ruang edukasi dan kreativitas justru terlihat kumuh, terbengkalai, dan tak terawat. 

Dari pantauan dilokasi menunjukkan berbagai fasilitas di taman itu mengalami kerusakan. Mulai dari genangan air yang menyerupai kolam ikan memenuhi arena bermain, menimbulkan kesan tidak terurus. Sampah daun berserakan di berbagai sudut, sementara sejumlah fasilitas tampak rusak dan tak lagi difungsikan dengan baik. 

Padahal, taman ini sering menjadi tempat berkumpul bagi berbagai komunitas, pelajar, dan mahasiswa untuk menyalurkan kreativitas. Namun, dengan kondisi yang memprihatinkan, minat masyarakat untuk mengunjungi taman ini pun menurun drastis. 

Muhammad Abidzar (23), salah seorang mahasiswa, mengungkapkan kekecewaannya terhadap kondisi taman tersebut. Menurutnya, Taman Ki Hajar Dewantara seharusnya menjadi pusat kegiatan positif bagi mahasiswa dan pelajar. 

"Kalau taman ini bersih dan tertata rapi, pasti lebih banyak mahasiswa yang datang untuk beraktivitas positif. Tapi kalau sudah kumuh begini, malah kesannya jadi tempat yang tidak menarik dan kurang nyaman," kata dia kepada awak media, Rabu (12/3/2025).

Keluhan serupa disampaikan Irsyadul Rasyid (22). Ia menyoroti beberapa fasilitas yang tampak tidak jelas fungsinya dan justru berubah menjadi kolam penampungan air. 

"Saya kurang paham apakah ini arena skateboard atau bukan, tapi yang jelas sekarang lebih mirip kolam ikan. Mungkin karena sistem drainasenya tidak diperhitungkan dengan baik, jadi setiap hujan, air menggenang lama," cetusnya. 

Menurutnya, jika dibiarkan terus-menerus, kondisi ini akan semakin memperburuk citra taman sebagai ruang publik edukatif.

Menanggapi keluhan masyarakat, Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kota Metro, Parno Setiawan, menyatakan pihaknya sedang merencanakan perbaikan. 

"Januari dan Februari kemarin anggaran baru masuk, dan perencanaan sudah kami lakukan. Apalagi menjelang Lebaran, taman harus kami bersihkan dan rapihkan. Dalam waktu dekat akan ada kegiatan perapihan, seperti pemangkasan ranting yang menutupi lampu jalan," kata Parno.

Ia mengakui bahwa taman tersebut memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Apalagi, lokasinya yang berbatasan dengan Kabupaten Lampung Timur bisa menjadi daya tarik bagi pengunjung dari luar kota. 

"Taman Ki Hajar Dewantara berpotensi menjadi titik kumpul yang lebih hidup. Kami berharap komunitas, kelompok sadar wisata, media, dan masyarakat bisa ikut serta dalam merancang konsep pengembangannya ke depan," paparnya. 

Namun, Parno mengungkapkan bahwa kebijakan efisiensi anggaran dari pemerintah pusat menjadi kendala utama dalam merawat dan mengembangkan fasilitas taman. 

"Saat ini karena adanya efisiensi anggaran, kami belum bisa melakukan rehabilitasi atau perbaikan besar terhadap fasilitas yang rusak," tandasnya.   

Taman Ki Hajar Dewantara bukan sekadar ruang terbuka hijau, melainkan bagian dari identitas Metro sebagai kota pendidikan. Jika dikelola dengan baik, taman ini bisa menjadi ikon edukatif yang mendukung kreativitas pelajar dan mahasiswa. 

Namun, tanpa perawatan dan perhatian serius dari pemerintah, taman ini hanya akan semakin terbengkalai. Mahasiswa dan masyarakat pun berharap pemerintah segera mengambil tindakan nyata, bukan sekadar janji tanpa eksekusi. (*)

Editor Sigit Pamungkas