Berdikari.co, Metro - Kondisi Taman Ki Hajar Dewantara di Kelurahan
Iringmulyo, Kecamatan Metro Timur kini menuai sorotan tajam dari mahasiswa dan
masyarakat. Taman yang seharusnya menjadi ruang edukasi dan kreativitas justru
terlihat kumuh, terbengkalai, dan tak terawat.
Dari pantauan dilokasi menunjukkan berbagai fasilitas di taman itu
mengalami kerusakan. Mulai dari genangan air yang menyerupai kolam ikan
memenuhi arena bermain, menimbulkan kesan tidak terurus. Sampah daun berserakan
di berbagai sudut, sementara sejumlah fasilitas tampak rusak dan tak lagi
difungsikan dengan baik.
Padahal, taman ini sering menjadi tempat berkumpul bagi berbagai komunitas,
pelajar, dan mahasiswa untuk menyalurkan kreativitas. Namun, dengan kondisi
yang memprihatinkan, minat masyarakat untuk mengunjungi taman ini pun menurun
drastis.
Muhammad Abidzar (23), salah seorang mahasiswa, mengungkapkan kekecewaannya
terhadap kondisi taman tersebut. Menurutnya, Taman Ki Hajar Dewantara
seharusnya menjadi pusat kegiatan positif bagi mahasiswa dan pelajar.
"Kalau taman ini bersih dan tertata rapi, pasti lebih banyak mahasiswa
yang datang untuk beraktivitas positif. Tapi kalau sudah kumuh begini, malah
kesannya jadi tempat yang tidak menarik dan kurang nyaman," kata dia
kepada awak media, Rabu (12/3/2025).
Keluhan serupa disampaikan Irsyadul Rasyid (22). Ia menyoroti beberapa
fasilitas yang tampak tidak jelas fungsinya dan justru berubah menjadi kolam
penampungan air.
"Saya kurang paham apakah ini arena skateboard atau bukan, tapi yang
jelas sekarang lebih mirip kolam ikan. Mungkin karena sistem drainasenya tidak
diperhitungkan dengan baik, jadi setiap hujan, air menggenang lama,"
cetusnya.
Menurutnya, jika dibiarkan terus-menerus, kondisi ini akan semakin
memperburuk citra taman sebagai ruang publik edukatif.
Menanggapi keluhan masyarakat, Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kepemudaan,
Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kota Metro, Parno Setiawan, menyatakan
pihaknya sedang merencanakan perbaikan.
"Januari dan Februari kemarin anggaran baru masuk, dan perencanaan
sudah kami lakukan. Apalagi menjelang Lebaran, taman harus kami bersihkan dan
rapihkan. Dalam waktu dekat akan ada kegiatan perapihan, seperti pemangkasan
ranting yang menutupi lampu jalan," kata Parno.
Ia mengakui bahwa taman tersebut memiliki potensi besar untuk dikembangkan.
Apalagi, lokasinya yang berbatasan dengan Kabupaten Lampung Timur bisa menjadi
daya tarik bagi pengunjung dari luar kota.
"Taman Ki Hajar Dewantara berpotensi menjadi titik kumpul yang lebih
hidup. Kami berharap komunitas, kelompok sadar wisata, media, dan masyarakat
bisa ikut serta dalam merancang konsep pengembangannya ke depan,"
paparnya.
Namun, Parno mengungkapkan bahwa kebijakan efisiensi anggaran dari
pemerintah pusat menjadi kendala utama dalam merawat dan mengembangkan
fasilitas taman.
"Saat ini karena adanya efisiensi anggaran, kami belum bisa melakukan
rehabilitasi atau perbaikan besar terhadap fasilitas yang rusak,"
tandasnya.
Taman Ki Hajar Dewantara bukan sekadar ruang terbuka hijau, melainkan
bagian dari identitas Metro sebagai kota pendidikan. Jika dikelola dengan baik,
taman ini bisa menjadi ikon edukatif yang mendukung kreativitas pelajar dan
mahasiswa.
Namun, tanpa perawatan dan perhatian serius dari pemerintah, taman ini
hanya akan semakin terbengkalai. Mahasiswa dan masyarakat pun berharap
pemerintah segera mengambil tindakan nyata, bukan sekadar janji tanpa eksekusi.
(*)