Berdikari.co, Bandar Lampung - Ketua Komisi IV DPRD Bandar Lampung, Asroni
Paslah, meminta ada pengawasan yang ketat terhadap penggunaan dana Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) tingkat SMP negeri agar tidak terjadi
penyimpangan.
Asrono mengatakan, ada kecenderungan penarikan pungutan atau sumbangan yang
tidak jelas dari kepala sekolah kepada pihak lain untuk berbagai kegiatan. Hal
ini menimbulkan pertanyaan terkait sumber dana yang digunakan untuk sumbangan
tersebut.
"Alasannya mereka sudah mendapatkan uang sertifikasi yang lancar
diberikan untuk sumbangan itu. Tetapi, saat kami kroscek ke lapangan, faktanya
tidak demikian," ujar Asroni, Rabu (12/3/2025).
Asroni mengungkapkan, berdasarkan hasil pemantauan, banyak kepala sekolah
mengambil anggaran dari dana BOS khususnya yang diperuntukan pembelian barang
habis pakai dan alat tulis kantor (ATK), untuk menutupi berbagai kebutuhan
lainnya.
Selain itu, lanjut Asroni, ada dugaan pemberian fee dari penerbit buku yang
diterima oleh pihak sekolah. Menurutnya, praktek seperti ini tidak sejalan dengan
prinsip transparansi dalam pengelolaan dana pendidikan.
"Penggunaan dana BOS harus lebih transparan dan tepat sasaran.
Pengawasan dari berbagai pihak, termasuk masyarakat dan DPRD, diperlukan agar
tidak terjadi penyalahgunaan," tegasnya.
Ia juga mengungkapkan, pihaknya beberapa hari lalu dalam hearing bersama
Dinas Pendidikan dan kepala sekolah meminta laporan penggunaan dana BOS tahun
2024. Namun, yang baru ditunjukkan hanya laporan dana BOS kinerja, sementara
dana BOS reguler belum disampaikan.
"Dana BOS itu terdiri dari dua jenis, yakni BOS reguler dan BOS
kinerja. Tidak semua sekolah mendapatkan BOS kinerja karena ada kategorinya
tersendiri, misalnya berdasarkan prestasi sekolah. Satu sekolah hanya mendapat
anggaran sekitar Rp45 juta," paparnya.
Ia berharap, Dinas Pendidikan dapat memperketat pengawasan serta memastikan
setiap dana BOS yang digunakan sesuai dengan petunjuk teknis yang berlaku.
"Kami minta pengawasan lebih
ketat agar tidak ada penyalahgunaan. Hal ini penting demi keberlangsungan
pendidikan yang lebih baik," pungkasnya. (*)