Logo

berdikari BERITA LAMPUNG

Senin, 17 Maret 2025

Hidup Sebatang Kara di Gubuk Reot, Kakek Sokim Bertahan dengan Bantuan Tetangga

Oleh Redaksi

Berita
Sokim (93) tinggal di sebuah gubuk reot berukuran 4x5 meter di Dusun Sumberjaya, Desa Karangsari, Kecamatan Ketapang, Lampung Selatan. Foto: Ist

Berdikari.co, Lampung Selatan - Di tengah kesunyian kebun di Dusun Sumberjaya, Desa Karangsari, Kecamatan Ketapang, Lampung Selatan, berdiri sebuah gubuk reot berukuran 4x5 meter.

Di dalamnya, seorang kakek bernama Sokim (93) menjalani hari-harinya seorang diri, tanpa listrik, hanya diterangi lampu sumbu saat malam tiba.

Gubuk tua itu terbuat dari papan kayu yang sudah lapuk, beratapkan lembaran asbes yang telah berlubang. Saat hujan turun, air dengan mudah merembes masuk melalui dinding dan atap yang bocor.

Sokim tidur di atas dipan kayu lusuh tanpa kasur, hanya beralaskan tikar tua. Di sudut ruangan, beberapa ekor ayam peliharaan menjadi teman setianya dalam kesendirian.

“Kalau hujan, ya basah semua. Atap dan dinding rumah sudah bocor. Saya sudah tua, jadi tidak kuat lagi untuk memperbaikinya sendiri,” ungkap Sokim dengan suara lirih saat ditemui di gubuknya, Sabtu (15/3/2025).

Di usia senjanya, Sokim tidak lagi memiliki tenaga untuk bekerja. Untuk makan sehari-hari, ia mengandalkan belas kasih para tetangga. Tak jarang, ia menyimpan makanan yang diterimanya agar bisa dikonsumsi kembali keesokan harinya.

“Saya makan ya hanya mengandalkan bantuan dari para tetangga yang mau membantu. Karena saya sudah tidak kuat untuk bekerja lagi,” katanya dengan mata berkaca-kaca.

Kondisi kehidupan Sokim yang memilukan sempat viral di media sosial setelah seseorang merekam dan membagikan videonya. Video itu akhirnya sampai ke telinga Kapolres Lampung Selatan, AKBP Yusriandi Yusrin, yang langsung tergerak untuk membantunya.

“Setelah melihat video itu, saya langsung menanyakan alamatnya dan memastikan kondisi beliau secara langsung,” ujar AKBP Yusriandi.

Tanpa menunggu lama, pada Sabtu (15/3/2025), AKBP Yusriandi bersama beberapa personel mendatangi gubuk Sokim. Mereka membawa bantuan berupa sembako untuk meringankan beban hidup sang kakek, terutama di bulan Ramadan ini.

“Mudah-mudahan bantuan ini bisa meringankan kebutuhan pangan beliau selama bulan Ramadhan,” tambah Kapolres.

Di balik kesederhanaan dan keterbatasan hidupnya, Sokim tetap bertahan dengan ketabahan. Kini, harapannya adalah uluran tangan lebih banyak pihak agar ia bisa menjalani sisa hidupnya dengan lebih layak dan nyaman.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung, jumlah penduduk miskin di Lampung sebanyak 941 ribu orang pada Maret 2024.

"Jumlah penduduk miskin di Maret 2024 mengalami penurunan sebanyak 29 ribu orang atau sekitar 0,42 persen dibandingkan Maret 2023," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung Atas Parlindungan Lubis melalui keterangannya secara daring.

Ia mengatakan, jumlah penduduk miskin Lampung di Maret 2024 tercatat 941 ribu orang. Sedangkan pada Maret 2023 berjumlah 970 ribu orang.

"Tingkat kemiskinan bila dilihat berdasarkan tempat tinggal untuk di perkotaan sebesar 8,18 persen dan di desa 11,97 persen," katanya.

Dia menjelaskan, jumlah penduduk miskin yang terkonsentrasi di daerah pedesaan sebanyak 697 ribu jiwa. Sedangkan di perkotaan jumlahnya ada 244 ribu jiwa.

"Pada Maret 2024 jumlah penduduk miskin di perkotaan mengalami peningkatan sebanyak 11 ribu orang dari 232 ribu orang di Maret 2023 menjadi 244 ribu di Maret 2024. Sedangkan jumlah penduduk di pedesaan turun sebanyak 40 ribu orang dari jumlah 737 ribu orang di Maret 2023 menjadi 697 ribu di Maret 2024," ucap dia. (*)

Berita ini telah terbit di Surat Kabar Harian Kupas Tuntas, edisi Senin 17 Maret 2025, dengan judul "Hidup Sebatang Kara di Gubuk Reot, Kakek Sokim Bertahan dengan Bantuan Tetangga"

Editor Didik Tri Putra Jaya