Berdikari.co, Bandar Lampung - Perum Bulog Kantor Wilayah (Kanwil) Lampung
hanya menargetkan membeli gabah petani sebanyak 177.485 ton pada tahun 2025.
Padahal, target produksi gabah di Provinsi Lampung tahun ini sebanyak 3,5 juta
ton.
"Serapan gabah sampai saat ini sebesar 55.845 ton dengan harga belinya
Rp6.500 per kilogram,” kata Pimpinan Wilayah Perum Bulog Kanwil Lampung, Nurman
Susilo, Kamis (10/4/2025).
Nurman mengatakan, target serapan gabah semula yang ditetapkan sebanyak
41.789 ton dan jumlah tersebut telah terlampaui sejak Maret kemarin.
"Target serapan gabah semula 41.789 ton, Alhamdulillah sudah
terlampaui sebelum lebaran kemarin. Setelah Lebaran, Bulog pusat menambah
target menjadi 177.485 ton," kata Nurman.
Nurman mengungkapkan, hampir semua daerah di Lampung saat ini mulai
memasuki panen raya dan beberapa daerah tercatat menjadi sentra produksi
tertinggi.
"Hampir semua daerah saat ini ada panen, yang tinggi ada di wilayah
Lampung Tengah, Lampung Timur, Lampung Selatan dan Tulang Bawang,"
jelasnya.
Ia mengaku, saat ini masih terus berupaya untuk menambah mitra pengeringan
untuk mempercepat proses panen raya padi petani yang ada di Lampung.
"Untuk gudang inshaAllah masih cukup. Saat ini tantangannya masih
perlu menambah lagi mitra dryernya. Sampai saat ini kami terus berupaya mencari
tambahan mitra pengering," tuturnya.
Sementara itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung memberikan dukungan
terhadap pelaksanaan panen raya padi dengan menyalurkan bantuan sebanyak 24
unit alat pengering (dryer) gabah.
Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, mengatakan bantuan dryer ini
merupakan bentuk perhatian pemerintah daerah dalam menjaga kelancaran panen
raya yang tengah berlangsung.
"Bulan depan kami akan memberi bantuan alat pengering sebanyak 24
unit, sebab saat turun lapangan memang dirasa untuk alat pengering padi ini
masih kurang," ujar Mirzani.
Selain itu, Pemprov Lampung juga telah berkolaborasi dengan sejumlah mitra
penggilingan padi agar turut membantu proses pengeringan gabah.
"Sudah kami minta bantuan dari penggilingan di Lampung agar
meminjamkan alat pengering mereka kepada Bulog, agar mereka bisa menyerap
dengan baik," katanya.
Mirzani mengatakan, hampir seluruh provinsi di Indonesia saat ini mengalami
kekurangan alat pengering gabah karena panen raya terjadi secara bersamaan.
Sebelumnya, Tenaga Ahli Menteri Pertanian, Pamuji Lestari, menyampaikan
produksi gabah di Provinsi Lampung hingga bulan Maret 2025 baru mencapai 1,64
juta ton, dari total target yang ditetapkan sebanyak 3,5 juta ton.
Pamuji Lestari mengatakan, pemerintah pusat bersama pemerintah daerah terus
berupaya mewujudkan swasembada pangan dengan target peningkatan produksi gabah
yang lebih tinggi.
Ia mejelaskan, produksi pangan di Indonesia mengalami peningkatan pada
bulan Januari dan Februari 2025, dengan luas tanam yang juga mengalami
peningkatan.
Namun, lanjut dia, pada bulan Maret, luas tanam mulai mengalami penurunan
yang dikhawatirkan dapat berimbas pada penurunan hasil produksi.
"Kami keliling ke beberapa lokasi tetapi memang petani ini masih agak
loyo karena sedang puasa dan akan Lebaran. Sehingga kebanyakan petani menunda
panen dan menunda tanam," kata Pamuji Lestari, usai gelar pertemuan di
Kantor Pemprov Lampung, Senin (24/3/2025) lalu.
Selain itu, petani juga menghadapi berbagai tantangan, diantaranya kesulitan
mendapatkan air yang cukup untuk lahan pertanian baik karena kekeringan atau
pembatasan penggunaan air oleh Kementerian Pekerjaan Umum (PU).
"Di saat petani mau tanam, air tidak siap karena memang air tidak ada
karena kering atau air ada tapi tidak bisa di sedot. Ini terkait dengan
aturan-aturan di Kementerian PU karena ada pembatasan pemakaian air,"
jelasnya.
Ia mengungkapkan, pemerintah telah mencanangkan lima wilayah utama di
Indonesia menjadi target swasembada pangan, yakni Lampung, Jawa Timur, Jawa
Tengah, Jawa Barat, dan Sumatera Selatan.
"Kalau di Lampung ini ada Komisi Air, ini akan selalu disesuaikan
dengan masa tanam atau kebutuhan petani. Saat ini target di Lampung masih jauh,
sehingga kita harus dorong. Tapi kalau target kabupaten ada yang sudah
surplus," ungkapnya.
Ia mengatakan, petani di beberapa kabupaten di Provinsi Lampung
seperti Lampung Tengah, diperkirakan akan melakukan panen raya pada bulan
April 2025 mendatang.
"Ketika sudah panen maka Bulog harus segera melakukan penyerapan dengan harga Rp6.500 per kilogram. Namun, kendalanya adalah gudangnya tidak cukup. Tadi sudah diarahkan untuk mencari lokasi gudang, karena Maret sudah tidak cukup apalagi nanti April panen raya," paparnya. (*)