Berdikari.co, Lampung Selatan - Mengenakan baju berwarna mencolok, duduk manis di atas balon angsa merah muda yang dikelilingi bola-bola plastik, dan membiarkan tubuhnya terciprat air kotor dari kendaraan yang melintas, itulah aksi nyentrik yang dilakukan selebgram dan pegiat media sosial, Ummu Hani, pada Minggu (13/4/2025) lalu.
Bukan untuk konten semata, aksi itu adalah bentuk protes. Lokasinya berada di ruas jalan Serdang-Tanjung Bintang, Kabupaten Lampung Selatan, sebuah jalan rusak yang menurut warga, sudah lebih dari satu dekade tak tersentuh perbaikan.
“Ini sudah kali kedua saya sampaikan aspirasi jalan rusak di sini. Tolong didengar wahai pemangku jabatan,” begitu tulisan pada salah satu kertas yang dibawa Ummu Hani. Satu lagi berbunyi: “Minta dipilih, minta didengar. Jangan pas udah kepilih, gak mau dengar.”
Aksinya sontak mengundang perhatian warga sekitar. Beberapa tak segan berhenti, mengabadikan momen, bahkan ikut berfoto bersama Ummu Hani yang duduk di tengah genangan air jalan rusak.
Namun bagi Ummu Hani, semua itu bukan sekadar sensasi.
“Aku memang memilih konsep satire. Kali ini aku pakai baju warna-warni sebagai simbol janji-janji politik yang juga penuh warna dan indah saat kampanye, tapi sering pudar saat sudah terpilih,” ujar Ummu Hani saat dihubungi pada Senin (14/4/2025).
Meski kerap menerima komentar negatif di media sosial, Ummu Hani mengaku tak kapok. Justru, ia berkomitmen untuk terus menyuarakan aspirasi dengan cara-cara kreatif, tapi tetap santun.
“Selama masih ada jalan rusak, selama masih ada yang perlu dibenahi, aku akan terus bersuara. Aku percaya, aspirasi bisa disampaikan tanpa amarah, tapi tetap nyampe ke hati,” ujarnya.
Tak hanya soal jalan, ia juga pernah menyuarakan kritik terhadap sektor pariwisata. Menurutnya, masih banyak pekerjaan rumah di Lampung Selatan yang perlu segera ditangani.
“Yang kita butuhkan itu kolaborasi, aksi, dan realisasi, bukan intimidasi. Aku juga siap memberitakan kalau nanti jalan ini benar-benar diperbaiki. Fair,” tegasnya.
Ummu Hani juga menyampaikan bahwa kerusakan jalan Serdang-Tanjung Bintang sudah berlangsung hampir 15 tahun, dan terakhir kali diperbaiki pada 2010. “Itu pun cuma di aspal tipis,” katanya. Padahal, ruas ini menghubungkan lebih dari 10 desa dan kerap menjadi titik kecelakaan.
Ia pun berharap, aksi satirenya bisa menggugah hati para pemimpin. “Kalau jalan diperbaiki, Insya Allah dampaknya besar untuk ekonomi, pendidikan, bahkan kesehatan warga,” ungkapnya
Sebagai penutup aksinya, Ummu Hani menyelipkan sebuah pantun yang sengaja ditujukan untuk para pemimpin daerah.
"Ikan hiu makan kayu, pemimpin baru harapan baru. Semoga janji-janji manisnya gak halu, kayak yang lalu-lalu," kata dia
Aksi Ummu Hani bukan satu-satunya. Beberapa hari sebelumnya, warga Desa Bumidaya juga melakukan protes dengan memanen ikan lele di genangan air di ruas jalan rusak di kawasan Palas.
Aksi-aksi kreatif ini akhirnya mendapat tanggapan langsung dari Bupati Lampung Selatan, Radityo Egi Pratama, yang meninjau lokasi pada Jumat (11/4/2025). Ia menyampaikan apresiasinya atas bentuk penyampaian aspirasi yang damai dan penuh kreativitas.
“Ini bisa jadi inspirasi bagi daerah lain,” ujar Egi.
Ia menyebutkan, ruas jalan tersebut telah masuk dalam rencana perbaikan infrastruktur tahun ini dan akan menggunakan metode konstruksi beton.
Kepala Bidang Bina Marga Dinas PUPR Lamsel, Hasanuddin, yang mendampingi Egi, memastikan bahwa anggarannya sudah masuk perencanaan dan akan segera direalisasikan. (*)
Berita ini telah terbit di Surat Kabar Harian Kupas Tuntas, edisi Selasa 15 April 2025, dengan judul “Selebgram Ummu Hani Kritik Jalan Rusak dengan Duduk Santai di Genangan Air”