Berdikari.co, Bandar Lampung - Suasana hangat terasa di Mahan Agung, rumah
dinas Gubernur Lampung, Sabtu (19/4/2025) malam. Di tengah gemerlap cahaya dan
senyum kehangatan, seorang remaja berusia 17 tahun melangkah masuk, ditemani
kedua orang tuanya dan sang pelatih. Ia adalah Fabio Azka Irawan, bek kanan
Timnas U-16 Indonesia, yang kini tengah jadi buah bibir dunia sepakbola
nasional.
Kehadirannya malam itu bukan tanpa alasan. Gubernur Lampung Rahmat Mirzani
Djausal secara khusus mengundangnya untuk memberikan apresiasi atas kiprahnya
yang cemerlang di ajang Piala AFF U-16 Tahun 2024. Fabio bukan sekadar pemain
belakang biasa. Ia disebut-sebut sebagai ‘The Next Pratama Arhan’, julukan yang
disematkan karena kemampuan lemparan ke dalamnya yang mematikan dan sering
berujung gol.
“Jadilah pesepakbola yang ahli ibadah. Lempar bola sambil takbir ‘Allahu
Akbar’,” pesan Gubernur Mirzani, yang disambut senyum haru keluarga Fabio.
Pesan itu bukan sekadar motivasi. Di balik kata-katanya, Gubernur ingin
menanamkan nilai spiritual dan integritas sejak dini kepada atlet muda yang
sedang bersinar. Sebuah filosofi bahwa prestasi dan keimanan harus berjalan
beriringan.
Bakat Fabio tak datang tiba-tiba. Dalam pertandingan melawan Singapura,
lemparan jauhnya berujung gol bunuh diri lawan. Melawan Laos, ia kembali
mencetak momen ajaib, saat lemparan jauhnya meluncur tajam ke kotak penalti,
disambut dua sundulan, dan gol.
Tak hanya itu, ia juga menyumbang assist dari sepak pojok dan tendangan
bebas, total terlibat dalam empat gol hanya dalam tiga laga terakhir Timnas
U-16. Semua itu dilakukan dari posisinya sebagai bek kanan, meski ia juga lihai
bermain di sisi kiri sebagai full back.
Karir sepakbolanya bermula dari SSB Bimba FC. Tahun 2022, ia sukses membawa
timnya menjuarai Kejurnas FOPPSI, lalu masuk ke skuad Persija U-16, hingga kini
menembus Elite Pro Academy U-18 dan U-20.
Suharti, ibunda Fabio, berkisah bahwa sejak kecil anaknya sudah menunjukkan
tekad kuat menjadi pemain bola.
“Dia rela merantau ke Jakarta demi mengejar mimpinya. Kami hanya bisa
mendukung dan mendoakan,” ucapnya lirih, menahan haru.
Bagi keluarga Fabio, setiap torehan prestasi adalah hasil dari kerja keras,
doa, dan pengorbanan. Dan malam itu, di hadapan Gubernur Lampung, mereka seolah
memetik hasil dari perjalanan panjang yang penuh peluh dan harapan.
Pertemuan malam itu tak hanya menjadi ajang apresiasi, tetapi juga momen
penuh harapan. Fabio menyampaikan keinginannya agar sepakbola Lampung bisa
semakin maju dan melahirkan lebih banyak pemain hebat.
Harapan itu diamini oleh Wakil Ketua Asprov PSSI Lampung, Yoga Swara, yang
menyebut bahwa rencana Bhayangkara FC menjadikan Lampung sebagai home base akan
menjadi momentum penting.
“Dulu anak muda harus keluar daerah untuk berkembang, sekarang Lampung bisa
jadi pusat pembinaan sepakbola,” kata Yoga penuh optimisme.
Di balik semangat seorang Fabio Azka, tersimpan harapan besar untuk Lampung. Bahwa dari tanah Sai Bumi Ruwa Jurai, bisa lahir bintang-bintang masa depan sepakbola Indonesia. (*)