Berdikari.co, Bandar Lampung - Pasca banjir lumpur yang melanda kawasan pemukiman di Jalan Bahari, Kecamatan Panjang, Bandar Lampung, banyak warga mulai mengalami gangguan kesehatan seperti gatal-gatal, kutu air, dan kelelahan fisik.
Banjir lumpur yang terjadi
beberapa hari lalu ini menyisakan dampak kesehatan yang cukup serius bagi
masyarakat setempat.
Muryanti (64), mengaku kelelahan setelah mengangkat barang-barang rumah selama proses evakuasi dan pembersihan.
"Badannya sakit semua. Terutama kaki karena terkena kutu air,
terus tubuh juga pegal-pegal, kadang keram karena kecapean," ungkapnya, seperti dikutip dari kupastuntas.co.
Nila (37) juga mengeluhkan kondisi serupa. Ia menyebutkan banyak warga, terutama anak-anak, mengalami gatal-gatal setelah terpapar air banjir yang bercampur lumpur. Ia sendiri menderita gatal-gatal dan kutu air.
"Banyak anak-anak kecil pada gatal-gatal
kena air lumpur. Ada juga yang batuk-pilek karena cuaca. Saya sendiri kena
gatal dan kutu air," ujarnya.
Sementara itu, Putri (30)
mengaku mengalami gatal-gatal dan kelelahan akibat banjir yang parah kali ini.
“Sudah tiga hari ini bersih-bersih rumah terus, capek banget. Badan jadi
gampang gatal karena air lumpur,” tuturnya.
Putri juga menambahkan bahwa banjir kali ini membawa lumpur yang pekat dan merupakan yang terparah yang pernah dialami warga.
"Padahal biasanya cuma semata kaki, tapi sekarang air masuk rumah langsung besar. Ini baru pertama kalinya separah ini," katanya.
"Kalau biasanya airnya deras tapi bening, sekarang bercampur
lumpur. Mungkin ini kiriman dari arah gunung," tambahnya.
Meski banjir telah surut,
warga masih berjibaku membersihkan lumpur yang tersisa. “Ini hari ketiga saja
masih belum selesai bersih-bersihnya,” tambah Putri.
Sebagai respons awal, RSUD Dr. H. Abdoel Moeloek sempat membuka posko kesehatan di SDN 2 Panjang Utara sejak hari pertama banjir.
"Kemarin poskonya ada tiga orang dari rumah sakit. Tapi hari ini sudah tidak ada lagi,” ujar Nila.
Petugas kesehatan dari
pemerintah juga turut memeriksa kondisi warga. “Saya sudah dapat obat dan
diperiksa. Ada yang cek darah sama tensi juga,” kata Muryanti.
Palang Merah Indonesia (PMI)
pun memberikan bantuan air bersih karena pompa air milik warga rusak. “Kita
minum biasanya pakai air pompa. Tapi kemarin dapat bantuan air dari PMI,” jelas
Nila.
Bantuan makanan juga
dibagikan tiga kali sehari. Putri menyampaikan bahwa bantuan tersebut sangat
membantu, terutama bagi warga yang mengontrak rumah di kawasan tersebut. (*)