Berdikari.co, Bandar Lampung – Pemerintah Kota Bandar Lampung memastikan proyek pembangunan kereta gantung yang direncanakan dari kawasan rumah dinas Wali Kota di Garuntang menuju Perwata tidak akan menggunakan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Seluruh pembiayaan proyek akan ditanggung sepenuhnya oleh investor asing asal Tiongkok.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Bandar Lampung, Dedi Sutiyoso, menjelaskan bahwa proyek tersebut masih dalam tahap penjajakan dan lobi dengan investor.
“Saat ini masih dalam proses penjajakan kerja sama. Anggaran pembangunan tidak menggunakan APBD, melainkan dari pihak investor,” ujar Dedi saat ditemui di kantor Pemkot Bandar Lampung, Senin (2/6/2025).
Dedi menambahkan, meskipun inisiatif pembangunan datang dari Pemkot untuk mendukung sektor pariwisata, pelaksana proyek sepenuhnya akan berada di tangan investor. Pihaknya hanya akan memberikan dukungan teknis dan koordinasi antarinstansi.
“Pembangunan akan dilakukan langsung oleh investor, bukan oleh Dinas PU. Kami hanya berperan mendukung secara teknis,” jelasnya.
Mengenai nilai investasi, Dedi menyebutkan bahwa meski belum ditentukan secara pasti, perkiraan anggaran bisa mencapai ratusan miliar rupiah. Termasuk dalam pembahasan adalah besaran kompensasi dan skema kerja sama.
“Angkanya belum final, tapi bisa mencapai ratusan miliar. Kompensasi juga masih dibicarakan,” imbuhnya.
Terkait urgensi proyek, Dedi menegaskan bahwa pembangunan kereta gantung bukan termasuk kebutuhan mendesak, namun diarahkan untuk memperindah kota serta membuka destinasi wisata baru.
“Ini bukan proyek yang urgen, tapi ditujukan untuk mempercantik Kota Bandar Lampung dan menambah daya tarik wisata. Karena saat ini kita belum punya wahana seperti itu,” katanya.
Soal detail teknis seperti panjang lintasan dan kapasitas penumpang, Dedi mengungkapkan bahwa semuanya masih dalam tahap perencanaan. Namun secara garis besar, kereta gantung akan membentang dari kawasan rumah dinas Wali Kota hingga ke pesisir Teluk Lampung.
“Panjangnya belum dihitung, karena ini masih dalam tahap awal perencanaan,” ucapnya.
Sebelumnya, Wali Kota Bandar Lampung, Eva Dwiana, menyatakan bahwa wahana kereta gantung ini dirancang menyerupai kereta gantung di Thaif (Arab Saudi) dan Singapura, namun dalam skala lebih kecil. Proyek ini juga akan memanfaatkan lahan seluas dua hektare di sekitar rumah dinas wali kota dan saat ini tengah dalam proses pengurusan izin ke Kementerian Kelautan.
“Kalau di Thaif dan Singapura bisa muat 8–10 orang, mungkin di sini sekitar 6–7 orang. Insya Allah mohon doanya, semoga ini bisa menjadi tambahan destinasi wisata di Bandar Lampung,” ujar Eva.
Dengan adanya proyek ini, diharapkan Bandar Lampung memiliki ikon wisata baru yang mampu menarik kunjungan wisatawan serta meningkatkan citra kota secara keseluruhan. (*)