Berdikari.co, Bandar Lampung – Serangan hama tikus dalam skala besar menghantui para petani di Kabupaten Lampung Tengah. Sejak akhir April 2025, tikus menyerang lahan padi di sejumlah desa dan menyebabkan kerusakan serius. Puluhan hektare tanaman padi dilaporkan gagal panen.
Ateng, seorang petani dari Desa Kurnia Mataram, Kecamatan Seputih Mataram, mengaku kewalahan menghadapi serangan yang semakin meluas.
“Jumlahnya bukan lagi ratusan, tapi mungkin sudah ratusan ribu ekor. Serangan terjadi siang dan malam. Saat malam hari, suara tikus memakan batang padi terdengar jelas dari sawah,” ujarnya, Selasa (3/6/2025).
Menurut Ateng, tikus-tikus tersebut tidak langsung memakan bulir padi, melainkan justru menyerang batangnya. Akibatnya, tanaman padi menguning, layu, lalu mati sebelum sempat dipanen.
“Tikus hanya menggigit batangnya. Tanamannya tidak dimakan habis, tapi cukup digigit hingga batangnya rusak. Dalam satu minggu, seperempat hektare sawah bisa habis,” keluhnya.
Putus asa menghadapi kondisi ini, sejumlah petani memilih membabat tanaman padi sebelum waktunya untuk dijadikan pakan ternak. Hal ini dianggap lebih baik ketimbang kehilangan hasil panen sepenuhnya.
“Daripada padi dibiarkan mati dan tidak bisa dimanfaatkan, ada petani yang menebas padinya untuk pakan sapi dan kambing. Setidaknya ada sedikit manfaat,” tambah Ateng.
Ia menyebut serangan tikus melanda hampir seluruh desa di Kecamatan Seputih Mataram, seperti Kurnia Mataram, Rejosari Mataram, Sumber Agung, Wirata Agung, dan Varia Agung. Serangan juga merambah wilayah Kecamatan Terbanggi Besar, termasuk Desa Onoharjo, Nambah Dadi, dan Karang Endah.
Tanaman yang diserang pun bervariasi, mulai dari padi berumur seminggu hingga tanaman yang sudah hampir berbunga. “Tidak ada yang luput. Baik yang baru tanam maupun yang sudah siap panen, semua diserang,” tuturnya. (*)