Berdikari.co, Bandar Lampung - Sekretaris DPD Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Provinsi Lampung, R. Prabawa, mengatakan serangan hama tikus terjadi karena perubahan kondisi alam.
Menurutnya, hilangnya predator alami seperti ular, kucing, anjing, dan burung hantu, membuat populasi tikus melonjak tajam.
“Akibatnya kini para petani menghadapi ancaman serius dimana serangan hama tikus dapat meluluhlantakkan tanaman padi hanya dalam semalam,” kata Prabawa, pada Selasa (3/6/2025).
"Kondisinya sudah sangat memprihatinkan. Kalau hanya mengandalkan cara alami, kita akan kewalahan. Dalam semalam saja, sawah bisa habis dimakan tikus," sambungnya.
Prabawa menerangkan, tikus-tikus tersebut berkembang biak dengan cepat dan muncul dalam jumlah sangat besar. Dengan berkurangnya hewan pemangsa, upaya alami untuk mengendalikan populasi mereka menjadi tidak efektif.
"Jumlah tikus inikan sangat banyak, kalau dibasmi secara alami nanti juga kalah. Tikus ini unik, dalam semalam bisa menghabiskan tanaman padi dalam satu petak," kata dia.
Menurutnya, petani tidak bisa bekerja sendiri-sendiri. Pemerintah melalui Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) harus mendorong dilakukannya gropyokan tikus secara serentak.
"Ini tidak bisa dilakukan perorangan. Harus ada gerakan masif yang dikomandoi oleh PPL agar pemberantasan tikus efektif. Gotong royong adalah kuncinya," ungkap Prabawa.
Selain itu, lanjut dia, para petani juga disarankan untuk menerapkan pola tanam dan panen serentak. Langkah ini akan memudahkan pengendalian hama dan memutus siklus hidup tikus yang kerap memanfaatkan kondisi tanam yang tidak seragam.
"Kemudian petani juga bisa melakukan tanam serentak dan panen serentak. Harus ada gerakan itu, karena memang susah untuk membasmi tikus ini," paparnya.
Hama tikus menyerang tanaman padi di tiga daerah, yakni Kabupaten Lampung Tengah, Lampung Selatan, dan Mesuji. Dampaknya beberapa petani mengalami gagal panen, karena tanaman padi sudah rusak dan mati sebelum mengeluarkan bulir padi.
Di Kabupaten Lampung Tengah (Lamteng), hama tikus menyerang secara masif tanaman padi di sejumlah desa yang berada di Kecamatan Seputih Mataram dan Terbanggi Besar. Serangan hama tikus terjadi sejak akhir bulan April lalu hingga saat ini.
Di Kabupaten Lamsel, hama tikus menyerang tanaman padi seluas 250 hektar milik petani di Desa Sidomakmur, Kecamatan Way Panji.
Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Makmur Sejati, Desa Sidomakmur, Kecamatan Way Panji, Joko, mengatakan semaian padi milik petani diserang hama tikus.
“Serangan hama tikus sudah berlangsung cukup lama, yakni sejak awal bulan Mei 2025 dan masih berlangsung hingga kini,” kata Joko, pada Selasa (3/6/2025). (*)
Berita ini telah terbit di Surat Kabar Harian Kupas Tuntas edisi Rabu 04 Juni 2025 dengan judul “HKTI: Kondisinya Sudah Sangat Memprihatinkan”