Logo

berdikari BERITA LAMPUNG

Jumat, 13 Juni 2025

Wamendikti Dorong Kampus Jadi Motor Pencipta Lapangan Kerja, Bukan Sekadar Pabrik Sarjana

Oleh Redaksi

Berita
Wamendiktisaintek, Fauzan (tengah) saat memberikan penjelasan usai menghadiri Silaturahmi Bersama Pimpinan Perguruan Tinggi se-Indonesia di Universitas Bandar Lampung, pada Kamis (12/6/2025). Foto: Dok.

Berdikari.co, Bandar Lampung - Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Fauzan, mendorong kampus bisa memfasilitasi lapangan kerja bagi lulusannya, dan bukan hanya sekadar mencetak sarjana.

Hal tersebut disampaikan Fauzan saat acara Silaturahmi Bersama Pimpinan Perguruan Tinggi se-Indonesia yang berlangsung di Universitas Bandar Lampung (UBL), pada Kamis (12/6/2025).

Fauzan menegaskan, bahwa perguruan tinggi di Indonesia harus keluar dari sekat eksklusivitas dan menjadi institusi yang hadir dan berdampak nyata di tengah masyarakat.

Dalam forum yang bertema 'Dari Kampus untuk Negeri: Sinergi Inovasi, Talenta, dan Budaya Ilmiah untuk Indonesia Emas', tersebut, Fauzan menyampaikan jumlah perguruan tinggi di Indonesia saat ini telah mencapai lebih dari 400, namun kemajuan bangsa belum sejalan dengan keberadaan lembaga-lembaga tersebut.

“Kita punya ratusan perguruan tinggi, tapi mengapa Indonesia belum benar-benar maju? Karena kampus-kampus ini kurang bermasyarakat. Mereka belum sepenuhnya hadir untuk menjawab masalah yang nyata di tengah rakyat,” tegas Fauzan.

Fauzan juga mendorong adanya paradigma baru dalam pendidikan tinggi.

Menurutnya, kampus tidak boleh hanya fokus pada pencapaian akademik atau penelitian untuk jurnal ilmiah semata, melainkan harus mengembangkan inovasi yang bisa diterapkan secara langsung oleh masyarakat dan pelaku industri.

“Kampus harus jadi mata air, tempat masyarakat meneguk ilmu dan manfaat. Tugas kita adalah menjadikan kampus relevan, responsif, dan berpihak pada kebutuhan riil di masyarakat,” katanya.

Fauzan juga menyoroti fenomena pengangguran lulusan SMA yang masih tinggi.

Ia mengungkap, kondisi ini adalah tantangan yang harus dijawab oleh dunia pendidikan tinggi, bukan hanya oleh pemerintah daerah.

“Kampus harus mengambil peran aktif. Bukan hanya mencetak sarjana, tetapi juga memfasilitasi anak-anak muda yang ingin langsung kerja. Kita butuh lembaga pelatihan, pusat vokasi, inkubator usaha semua bisa digerakkan oleh kampus,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala LLDIKTI Wilayah II, Iskhaq Iskandar, menambahkan lebih dari 8.000 dosen di wilayahnya perlu terus dibina untuk dapat meningkatkan kapasitas riset, pengajaran, dan pengabdian kepada masyarakat.

“Kita dorong kolaborasi lintas kampus dan mendorong perguruan tinggi agar
tidak jalan sendiri-sendiri. Kolaborasi dengan pemerintah daerah dan dunia usaha menjadi kunci,” kata Iskhaq.

Menurutnya, momentum kegiatan ini sangat strategis untuk menyatukan visi dan misi perguruan tinggi dalam menciptakan dampak jangka panjang terhadap pembangunan nasional.

Rektor UBL, Muhammad Yusuf Sulfarano Barusman, menyampaikan bahwa kampus harus mampu menjembatani
lulusannya dengan dunia kerja global, termasuk mempersiapkan mereka untuk menghadapi kultur dan standar kerja perusahaan multinasional.

“Kita tidak bisa hanya melepas lulusan ke pasar kerja tanpa kesiapan. Begitu mereka lulus, mereka harus langsung connect ke industri. Tapi kenyataannya, masih banyak yang perlu upgrading lagi. Karena itu, kami mencoba menjembatani kebutuhan industri dengan kemampuan mahasiswa,” ungkap Yusuf.

Ia mencontohkan, saat ini banyak perusahaan dari Tiongkok (China) yang berinvestasi di Indonesia dengan pola dan budaya kerja yang berbeda.

Untuk itu, pihaknya telah mulai mengembangkan program khusus yang menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan industri asing khususnya dari
China, agar mahasiswa tidak hanya menguasai teknis, tetapi juga paham etos kerja dan nilai-nilai budaya yang berlaku di perusahaan-perusahaan tersebut.

“UBL ditunjuk sebagai perwakilan dalam program khusus ini di tingkat nasional. Kami terbuka untuk kolaborasi dengan perguruan tinggi lain agar program ini bisa diimplementasikan lebih luas. Tujuannya satu agar anak-anak kita benar-benar siap bersaing di ranah global,” jelasnya.

Dukungan terhadap peran aktif perguruan tinggi juga datang dari Wakil Gubernur Lampung, Jihan Nurlela, yang hadir pada acara tersebut.
Menurut Jihan, pemerintah daerah berkomitmen memperkuat kolaborasi dengan kampus-kampus dalam membangun kualitas sumber daya manusia (SDM) di Bumi Ruwa Jurai.

“Lampung punya bonus demografi dan pertumbuhan ekonomi tertinggi se-Sumatera. Ini momentum yang harus kita manfaatkan. Kami mendorong riset di kampus untuk pembangunan, serta menyiapkan kurikulum berbasis teknologi seperti coding dan AI bersama perguruan tinggi,” kata Jihan.

Jihan menambahkan, saat ini banyak pekerjaan rumah yang harus dituntaskan untuk mewujudkan “Lampung Maju Menuju Indonesia Emas 2045”.
“Untuk itu sinergi antara pemerintah dan kampus menjadi keharusan, bukan pilihan,” ujarnya. (*)

Artikel ini telah terbit di Surat Kabar Harian Kupas Tuntas, edisi Jumat 13 Juni 2025, dengan judul "Wamendikti Dorong Kampus Jadi Motor Pencipta Lapangan Kerja, Bukan Sekadar Pabrik Sarjana"

Editor Didik Tri Putra Jaya