Logo

berdikari BERITA LAMPUNG

Senin, 30 Juni 2025

Lulusan SMA/SMK Masuk PTN Turun, Disdikbud Lampung Minta Peran Aktif Orang Tua dan Sekolah

Oleh Yudi Pratama

Berita
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung, Thomas Amirico, saat menjadi narasumber Kupas Podcast di kantor Kupas Tuntas, Jalan Turi Raya, Tanjung Senang, Bandar Lampung, Senin (30/6/2025). Foto: Yudi

Berdikari.co, Bandar Lampung - Tingkat kelulusan siswa SMA/SMK di Provinsi Lampung yang diterima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) tahun 2025 ini mengalami penurunan signifikan. Dari sekitar 87 ribu lulusan SMA, tercatat kurang dari 10 persen yang berhasil lolos seleksi masuk PTN.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung, Thomas Amirico, saat menjadi narasumber Kupas Podcast yang dipandu CEO Kupas Tuntas Grup, Dr. Donald Harris Sihotang, SE, MM, di kantor Kupas Tuntas, Jalan Turi Raya, Tanjung Senang, Bandar Lampung, Senin (30/6/2025).

Podcast tersebut membahas tentang Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan solusi untuk meningkatkan IPM di Provinsi Lampung sebagai indikator penting yang menggambarkan kualitas hidup manusia secara menyeluruh.

Thomas mengatakan, berdasarkan data yang dihimpun, untuk jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) di Universitas Lampung (Unila), terjadi penurunan sebesar 8,8 persen dibanding tahun sebelumnya. Sementara di Institut Teknologi Sumatera (Itera), penurunan lebih drastis hingga mencapai 17,8 persen.

"Secara umum, tingkat kelulusan dari SMA ke PTN hanya sekitar 6,5 persen, sedangkan dari SMK hanya sekitar 4,9 persen. Yang lebih memprihatinkan, ada 138 sekolah negeri dan swasta di Lampung yang tidak satu pun siswanya lolos masuk PTN tahun ini. Dari jumlah itu, sekitar 45 sekolah berasal dari SMA dan 15 sekolah dari SMK," ujar Thomas.

Menurut Thomas, rendahnya tingkat kelulusan ini disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, kompetensi siswa dinilai belum cukup mumpuni untuk bersaing di tingkat nasional. Kedua, banyak siswa yang tidak memiliki akses terhadap fasilitas pendukung belajar seperti bimbingan belajar (bimbel).

Selain itu, rendahnya literasi belajar mandiri dan kurangnya tanggung jawab siswa dalam mempersiapkan diri menghadapi seleksi masuk perguruan tinggi juga menjadi penyebab utama.

"Selama ini mereka kurang memiliki budaya membuat rencana belajar, melakukan try out, atau membentuk bimbel mandiri bersama teman-temannya. Persoalan ini yang kini sedang kita dorong untuk diperbaiki," katanya.

Dalam upaya meningkatkan IPM, Thomas menekankan pentingnya kolaborasi antara sekolah dan orang tua untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Lampung. Menurutnya, beban meningkatkan prestasi siswa tidak bisa hanya ditumpukan kepada guru atau sekolah saja.

"Orang tua juga harus lebih suportif, menciptakan lingkungan yang positif di rumah agar anak-anak punya semangat belajar dan mampu berprestasi. Ini adalah tanggung jawab bersama antara sekolah dan keluarga untuk membentuk ekosistem pendidikan yang sehat dan berkualitas," tegasnya.

Pemerintah Provinsi Lampung, lanjut Thomas, saat ini tengah menyiapkan berbagai program untuk memperbaiki kualitas pendidikan, salah satunya dengan mendorong peningkatan literasi akademik dan akses pembelajaran tambahan bagi siswa.

"Berbagai upaya tengah kami siapkan, dan kami percaya nantinya bisa meningkatkan IPM di Lampung. Bahkan, ini menjadi fokus dari Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal. Beliau sangat optimistis," pungkasnya. (*)

Editor Didik Tri Putra Jaya