Berdikari.co, Bandar Lampung - Wakil Menteri Sosial (Wamensos), Agus Jabo Priyono, memastikan seluruh kebutuhan siswa dan siswi Sekolah Rakyat terpenuhi. Langkah itu sebagai upaya agar para peserta didik bisa fokus dalam belajar.
Hal itu diungkapkan Agus Jabo saat mengunjungi Sekolah Rakyat Menengah Atas 15 Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (19/7/ 2025) seperti dikutip dari detikcom.
Pada kesempatan tersebut, ia berkeliling meninjau seluruh fasilitas untuk memastikan kebutuhan para siswa dan siswi terpenuhi.
Dia pun sempat makan malam bersama dan memastikan menu yang disajikan bergizi serta porsinya cukup.
"Kalau makannya kurang, bantu lapor nggih sama wali asuh atau kepala sekolah. Ini yang mereka makan ada unsur karbohidratnya, terus sayur-mayur ada, lauk pauk ada, ada jeruk. Ada buah. Jadi, empat sehat," kata Agus, seperti dikutip dari kupastuntas.co, Minggu (20/7/2025).
Dia menjelaskan pemenuhan kebutuhan dasar berupa sandang, pangan, dan papan merupakan fasilitas yang diberikan secara cuma-cuma oleh negara kepada anak-anak yang bersekolah di Sekolah Rakyat.
Pemenuhan kebutuhan yang memadai tentunya akan mendukung kelancaran proses belajar dan mengajar.
"Pembangunan Sekolah Rakyat memiliki tiga tujuan utama, yaitu percepatan pengentasan kemiskinan, memuliakan wong cilik. Serta memberikan harapan kepada warga miskin dan miskin ekstrem bahwa anak-anak mereka bisa mengenyam pendidikan setara dengan anak-anak lain," tuturnya.
Sebelumnya, sebanyak 75 siswa Sekolah Rakyat Lampung menjalani pemeriksaan kesehatan dan kebugaran di Gedung Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Lampung, Senin (14/7/2025).
Sekolah Rakyat yang saat ini berlokasi sementara di gedung BPSDM tersebut, diberi nama Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 32 Lampung Selatan.
Wakil Gubernur Lampung, Jihan Nurlela menyatakan, pemeriksaan kesehatan ini dilakukan untuk memastikan seluruh siswa sehat sebelum masuk ke lingkungan asrama. Hal ini penting demi mencegah penularan penyakit menular di lingkungan sekolah.
"Bagi siswa yang mengalami sakit, terutama penyakit menular, akan langsung ditindaklanjuti. Ada satu siswa yang terdeteksi hipertensi, namun kondisinya masih bisa diatasi. Semua siswa ini sudah tercover BPJS, sehingga aman jika memerlukan pengobatan,” jelas Jihan.
Jika nantinya ditemukan siswa dengan kondisi penyakit serius, seperti tuberkulosis, maka akan dilakukan karantina dan perawatan di rumah sakit yang ditunjuk, sepenuhnya ditanggung BPJS Kesehatan.
"Sebelum siswa masuk ke asrama, harus dipastikan mereka sehat. Kalau memang ada yang sakit, akan kami arahkan ke rumah sakit,” lanjutnya.
Di sisi lain, Jihan berharap proses renovasi gedung sekolah bisa rampung tepat waktu agar proses belajar mengajar segera dimulai.
"Sampai akhir Juli ini, renovasi harus selesai. Ada arahan dari pemerintah pusat agar Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dimulai 14 Juli, tapi belum semua sekolah bisa karena proses renovasi,” paparnya.
Jihan juga meminta para guru mempersiapkan diri menghadapi masa transisi ke sistem sekolah berasrama. Bukan hanya kesiapan mengajar, tetapi juga perhatian terhadap kesehatan pribadi dan lingkungan.
“Kesehatan adalah faktor penting. Kita perlu pengecekan rutin dan menjaga kebersihan agar terhindar dari masalah kesehatan,” tegasnya.
Menurut Jihan, mengajar di sekolah berasrama memiliki tantangan yang berbeda dibandingkan sekolah reguler. Oleh sebab itu, kolaborasi antarguru serta kesiapan mental dan fisik menjadi kunci keberhasilan menghadapi perubahan ini. (*)