Logo

berdikari BERITA LAMPUNG

Kamis, 31 Juli 2025

Terisolasi Total, Warga Sampang Turus Tanggamus Desak Pembangunan Jembatan Permanen

Oleh Sayuti

Berita
Tampak kondisi Desa Sampang Turus yang terisolir akibat hanyut jembatan sebagai akses penghubung satu-satunya ke dunia luar. Foto: Ist

Berdikari.co, Tanggamus – Pekon Sampang Turus, Kecamatan Wonosobo, Kabupaten Tanggamus, hingga Kamis (31/7/2025) masih dalam kondisi terisolasi total. Satu-satunya jembatan darurat yang menghubungkan desa dengan wilayah luar hanyut diterjang banjir bandang. Sementara itu, sungai yang menjadi jalur alternatif belum surut dan arus air masih sangat deras.

Jembatan darurat yang hanyut tersebut merupakan bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan baru dibangun pada 22 Juli 2025. Jembatan itu terletak di salah satu dari tiga titik penyebrangan sungai yang menjadi akses utama keluar masuk desa.

Dua titik penyebrangan lainnya hingga kini belum memiliki jembatan. Warga masih mengandalkan penyeberangan manual dengan berjalan kaki menyeberangi sungai, yang sangat berisiko terutama saat musim hujan.

"Sudah puluhan tahun kami mengandalkan sungai untuk keluar masuk desa. Kalau hujan deras dan sungai meluap, kami benar-benar terisolasi," ujar Marhami, Kepala Pekon Sampang Turus.

"Jembatan darurat yang baru dibangun BNPB sekarang hanyut. Kami sangat berharap pemerintah segera membangun jembatan permanen. Ini menyangkut keselamatan warga dan masa depan generasi kami," lanjutnya.

Pantauan di lapangan menunjukkan kondisi sungai masih tinggi dengan arus deras. Akses jalan menuju sungai pun berlumpur dan licin, menyulitkan aktivitas warga. Sejumlah anak sekolah terpaksa tidak berangkat karena takut terseret arus. Seragam mereka pun kerap basah dan kotor akibat harus menerobos sungai.

Situasi ini juga melumpuhkan perekonomian warga, mayoritas dari mereka merupakan petani. Hasil panen tidak bisa diangkut ke pasar karena jalur distribusi tertutup. Suasana pekon tampak lengang, hanya beberapa warga yang terlihat menunggu air sungai surut di tepi sungai.

Kekhawatiran warga semakin meningkat karena cuaca masih mendung dan berpotensi hujan. Mereka berharap Pemkab Tanggamus dan instansi terkait segera mengambil langkah cepat dan nyata.

"Kami sudah terlalu lama hidup dalam kondisi seperti ini. Untuk sekolah, ke pasar, bahkan ke puskesmas pun harus menyeberang sungai. Saat darurat, itu sangat berbahaya," keluh Nurhayati (43), warga setempat.

Pekon Sampang Turus diketahui merupakan salah satu wilayah dengan kondisi infrastruktur jalan dan jembatan terburuk di Kabupaten Tanggamus. Dengan jumlah penduduk mencapai ratusan jiwa, kebutuhan akan jembatan permanen dan akses jalan yang memadai menjadi tuntutan mendesak yang tidak bisa lagi diabaikan. (*)

Editor Sigit Pamungkas