Berdikari.co, Lampung Timur – Festival Gajah Fest 2025 yang
digelar di Seksi I, Resort Way Kanan, Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Lampung
Timur, pada Minggu (10/8/2025), berlangsung meriah dan sukses. Sebanyak 1.200
peserta berpartisipasi dalam lomba lari maraton sejauh 5 kilometer, yang
menjadi acara utama dalam festival kali ini.
Festival ini dilaksanakan untuk memperingati Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) dan Hari Gajah Sedunia. Pemerintah Kabupaten Lampung Timur, bersama komunitas, mitra konservasi, dan pelaku usaha, menggelar acara ini dengan tujuan menyampaikan pesan penting tentang hidup berdampingan dengan gajah Sumatera.
Bupati Lampung Timur, Ela Siti Nuryamah, secara langsung membuka acara dan menegaskan bahwa Gajah Fest 2025 bukan sekadar perayaan, tetapi juga sebagai komitmen kuat untuk menjaga kelestarian satwa langka tersebut. “Gajah adalah bagian tak terpisahkan dari identitas Lampung Timur. Kita tidak hanya hidup berdampingan dengan mereka, tetapi juga memiliki tanggung jawab untuk melindungi mereka. Gajah Fest ini adalah ruang untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya konservasi,” kata Ela.
Selain maraton, acara ini juga diisi dengan lomba mewarnai anak-anak yang mengusung tema pelestarian gajah. Berbagai hadiah menarik dan doorprize disediakan sebagai bentuk apresiasi kepada para peserta yang berpartisipasi dengan antusias.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh sejumlah pejabat penting, termasuk Wakil Gubernur Lampung Jihan Nurlaela, Kapolres Lampung Timur AKBP Heti Patmawati, Ketua DPRD Lampung Timur Rida Rotul Aliyah, dan Wakil Bupati Lampung Timur Azwar Hadi. Kehadiran mereka memperkuat dukungan lintas sektor terhadap upaya konservasi gajah Sumatera.
Bupati Ela menambahkan, bahwa penyelenggaraan Gajah Fest di tengah kawasan konservasi adalah simbol dari harmonisasi antara manusia dan alam. “Kami ingin menunjukkan bahwa pariwisata, olahraga, dan edukasi bisa berjalan seiring dengan upaya pelestarian alam dan konservasi,” tambahnya.
Peserta lomba maraton tidak hanya berasal dari Lampung Timur, namun juga dari berbagai daerah di luar provinsi. Mereka berlari melintasi jalur yang menakjubkan, dengan latar belakang pemandangan indah khas TN Way Kambas, udara sejuk, dan suasana alami yang mendalam.
Menurut Ela, partisipasi peserta dari berbagai wilayah merupakan indikasi bahwa Gajah Fest 2025 berpotensi mendorong sektor ekonomi daerah, terutama melalui kunjungan wisata. “UMKM lokal juga merasakan manfaatnya,” ujar Bupati.
Pada acara ini, pengunjung dapat menikmati bazar UMKM yang
menawarkan berbagai produk lokal, mulai dari makanan khas, kerajinan tangan,
hingga suvenir bertema gajah. Selain itu, ada juga pameran foto konservasi dan
panggung musik komunitas yang semakin meramaikan suasana.
Gajah Fest 2025 juga menyelenggarakan diskusi multipihak bertajuk “Bincang Asa untuk Gajah”, yang melibatkan tokoh masyarakat, akademisi, pelaku usaha, dan pemerintah. Diskusi ini membahas tantangan dan solusi terkait konflik antara manusia dan gajah.
Kapolres Lampung Timur AKBP Heti Patmawati menegaskan bahwa pihaknya akan terus mendukung upaya pengamanan kawasan konservasi dari ancaman perburuan dan aktivitas ilegal. “Sinergi dengan masyarakat menjadi kunci utama,” ujarnya.
Antusiasme peserta lomba mewarnai sangat terlihat pada kalangan remaja. Dengan krayon warna-warni, mereka menciptakan gambaran gajah yang ceria dan damai di alam bebas.
Bupati Ela berharap, generasi muda dapat tumbuh dengan kesadaran untuk menjaga alam. “Edukasi sejak dini sangat penting agar mereka kelak menjadi pelindung bagi satwa dan hutan kita,” ujar Ela.
Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) merupakan satwa endemik yang berstatus kritis menurut IUCN. Populasinya terus menurun akibat perburuan liar, konflik dengan manusia, serta kerusakan habitat. Melalui Gajah Fest, pemerintah daerah ingin mengedukasi masyarakat tentang pentingnya melestarikan gajah Sumatera, yang juga berarti menjaga keseimbangan ekosistem. “Jika gajah hilang, rantai kehidupan akan terganggu,” jelas Bupati.
Festival ini disambut positif oleh masyarakat sekitar TNWK. Warga desa penyangga merasa bangga daerah mereka menjadi pusat perhatian melalui kegiatan konservasi berskala besar ini.
Pihak panitia menegaskan bahwa Gajah Fest akan menjadi agenda tahunan, dengan rencana untuk memperluas cakupan acara pada tahun depan, menambah jumlah peserta, serta hadiah doorprize yang lebih beragam.
“Kami ingin Gajah Fest menjadi ikon Lampung Timur. Semakin banyak yang datang, semakin besar pula dukungan untuk kelestarian gajah Sumatera,” pungkas Bupati Ela Siti Nuryamah. (*)