Berdikari.co, Metro - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Metro menegaskan komitmennya untuk terus mengawasi perilaku pelajar di luar jam sekolah.

Tidak hanya pelajar, pemilik warung dan tempat nongkrong yang kerap menjadi lokasi persembunyian pelajar bolos juga diminta berperan aktif dalam menjaga citra Kota Metro sebagai kota pendidikan.

Kepala Satpol PP Kota Metro, Jose Sarmento mengingatkan agar para pemilik warung tidak ikut melindungi atau membiarkan pelajar yang kedapatan bolos tetap berkumpul di tempat usaha mereka.

"Kita memberikan imbauan kepada pemilik-pemilik warung agar melarang pelajar berseragam nongkrong. Kita akan menindaklanjuti, karena Metro ini adalah kota pendidikan, maka kita harus sama-sama menjaga,” tegas Jose, saat dikonfirmasi, Selasa (19/8/2025).

Menurutnya, fenomena pelajar bolos sekolah tidak bisa hanya dibebankan pada aparat atau pihak sekolah. Masyarakat, terutama para pemilik warung, memiliki peran penting dalam mengingatkan dan menegur pelajar yang ketahuan meninggalkan jam pelajaran.

Jose mengungkapkan bahwa yang sering ditemukan justru pelajar berkeliaran pada jam sekolah dengan masih mengenakan seragam lengkap.

"Kondisi itu menunjukkan perilaku membolos yang disengaja dan harus segera ditangani agar tidak menjadi kebiasaan buruk,” tegasnya, seperti dikutip dari kupastuntas.co.

Satpol PP Metro juga menegaskan bahwa pihaknya tidak akan berhenti melakukan razia rutin terhadap pelajar yang kedapatan membolos. Patroli dilakukan secara acak ke berbagai sudut kota, termasuk warung-warung makan, kafe, hingga arena permainan yang dicurigai menjadi lokasi pelajar berkumpul saat jam belajar.

Selain penertiban, hasil temuan razia biasanya dilaporkan ke pihak sekolah dan orang tua agar mendapat tindak lanjut berupa pembinaan. Pola ini diharapkan bisa memberi efek jera bagi siswa dan meningkatkan kesadaran disiplin.

Dengan razia yang akan rutin digelar dan peran aktif pemilik warung, Satpol PP berharap pelajar Metro tidak lagi menjadikan warung atau tempat nongkrong sebagai ruang pelarian dari sekolah. (*)