Berdikari.co, Bandar Lampung - Guru
berinisial H yang mengamuk dan nyaris mencekik siswa di SD Negeri 9 Kedondong,
Kabupaten Pesawaran, diduga mengalami depresi. Tim dokter akan melakukan
pemeriksaan terhadap guru H untuk memastikan kondisi kejiwaannya.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud)
Kabupaten Pesawaran buka suara terkait kasus tersebut. Kepala Disdikbud
Pesawaran, Anca Martha Utama, mengatakan kejadian yang dilakukan guru H
bukanlah yang pertama kali.
“Pada Februari 2025 lalu, kami
sudah memanggil dan memeriksa guru H karena tidak menjalankan kewajiban dengan
wajar. Pernah mengajar sambil merokok, datang ke sekolah mengenakan celana
pendek. Sudah kita tegur dan periksa, bahkan yang bersangkutan berjanji
berubah. Namun pada Juli kemarin, guru H kembali berulah hingga akhirnya
viral,” kata Anca, Senin (25/8/2025).
Anca menjelaskan, guru H
sebenarnya bertugas di SD Negeri 5 Kedondong. Namun, saat peristiwa itu
terjadi, ia berada di SD Negeri 9 Kedondong.
“Guru H ini menjelang pensiun
sekitar 2–3 tahun lagi dan latar belakangnya belum menikah. Menurut keterangan
rekan-rekan guru, yang bersangkutan mengalami gejala seperti depresi atau
kesulitan mengontrol emosi, sehingga perilakunya di luar normal,” terangnya.
Ia menambahkan, guru H belum
pernah memiliki kartu kuning (bukti berobat di rumah sakit jiwa), namun
tercatat pernah berobat di Puskesmas Kedondong dan mendapat obat penenang.
“Hari ini rencananya tim dokter,
didampingi pegawai Dinas Pendidikan, akan memeriksa yang bersangkutan di rumah.
Karena pihak keluarga masih bersikeras ingin mengobatinya terlebih dahulu,”
ungkap Anca.
Ia menegaskan, pasca kejadian ini
guru H sudah dinonaktifkan dan tidak diperbolehkan mengajar hingga
pengobatannya selesai.
Sebelumnya, sebuah video viral di
media sosial memperlihatkan seorang guru SD mengancam dan hampir melakukan
tindak kekerasan fisik terhadap murid-muridnya saat upacara bendera di SD
Negeri 9 Kedondong. Guru tersebut juga terlihat bersitegang dengan rekan sesama
guru di lapangan sekolah.
Dalam rekaman itu, guru H tampak
mendekati murid lain dan diduga hendak melakukan tindakan fisik. Terdengar juga
jeritan histeris dan tangis para murid saat kejadian berlangsung. (*)