Berdikari.co, Tanggamus – Petani ubi jalar (mantang) di Kabupaten Tanggamus tengah menikmati berkah dari lonjakan harga yang signifikan. Dalam sebulan terakhir, harga mantang melonjak dari Rp1.500 menjadi Rp4.500 per kilogram di tingkat petani.
Kondisi ini membuat panen ubi jalar kian menjanjikan, terutama dengan semakin meluasnya budidaya varietas unggulan oren madu, yang kini menjadi primadona baru di kalangan petani.
Varietas ini telah mulai ditanam di berbagai wilayah Tanggamus dan menunjukkan hasil yang sangat menjanjikan. Dari hasil ubinan, petani mampu memanen sekitar 8 hingga 10 ton per hektare, dengan kualitas umbi yang baik dan warna menarik.
“Kalau tanam varietas oren madu, hasilnya memang lebih banyak dan warnanya menarik. Pasarnya bagus, sekarang bisa sampai Rp4.500 per kilo, jadi lumayan menguntungkan,” ujar Nawan, petani asal Pekon Talang Rejo, Rabu (10/9/2025).
Ia juga menjelaskan bahwa masa tanam ubi jalar cukup singkat, yakni sekitar tiga hingga empat bulan. Jika harga tetap tinggi seperti saat ini, keuntungan bersih petani bisa sangat menggiurkan.
Dengan asumsi produksi 8 ton per hektare, pendapatan kotor petani bisa mencapai Rp36 juta per panen. Jika mencapai hasil maksimal 10 ton, nilai jualnya bisa menyentuh Rp45 juta. Setelah dikurangi biaya produksi dan perawatan, petani diperkirakan masih bisa mengantongi keuntungan bersih belasan juta rupiah per musim.
Selain menguntungkan, petani menilai bahwa varietas oren madu mudah dibudidayakan dan tidak memerlukan perawatan yang rumit. Prospek ke depan juga dinilai cerah karena permintaan pasar terus meningkat.
“Kami berharap ada dukungan dari pemerintah untuk pengembangan ubi jalar ini. Kalau panen melimpah dan harga stabil, petani Tanggamus bisa makin sejahtera,” harap Bejo, petani dari Pekon Tanjung Anom.
Sejumlah wilayah di Tanggamus memang dikenal sebagai sentra penghasil mantang, seperti Pekon Talang Rejo, Tanjung Anom, Kampung Baru, Tanjung Jati, Batu Kramat, dan Umbul Buah. Sentra produksi lainnya tersebar di Kecamatan Gisting, Sumberejo, dan Gunung Alip, yang rutin menyuplai pasar lokal maupun luar daerah.
Dengan harga yang kini menyentuh Rp4.500 per kilogram, para petani berharap tren positif ini terus berlanjut. Mereka optimistis, ubi jalar—terutama varietas oren madu—dapat menjadi komoditas unggulan yang mampu meningkatkan perekonomian masyarakat Tanggamus. (*)