Berdikari.co,
Pesawaran – Anggota DPR RI Komisi III Fraksi PDI Perjuangan, Sudin melaksanakan kegiatan Reses di Desa Serno Widodo, Kecamatan Tegineneng,
Kabupaten Pesawaran, pada Rabu (15/10/2025).
Kegiatan
tersebut dihadiri oleh Tenaga Ahli DPR RI Donald Harris Sihotang, Wakil Ketua
II DPRD Pesawaran Aria Guna, dan anggota DPRD Pesawaran Wanda Arista, Camat
Tegineneng Aep Alamsyah, Kepala Desa Serno Widodo Hariyanto, serta
Bhabinkamtibmas dan Babinsa kecamatan Tegineneng.
Dalam
sambutannya, Sudin menyoroti berbagai persoalan sosial yang tengah marak di
masyarakat, terutama terkait bahaya narkoba, judi online, dan pinjaman online
(pinjol) ilegal yang kini banyak menjebak masyarakat ekonomi menengah ke bawah.
Menurutnya,
narkoba saat ini tidak hanya mengincar kalangan remaja, tetapi sudah menyebar
ke seluruh lapisan masyarakat.
“Bahaya
narkoba bukan hanya untuk anak-anak muda, tapi juga mengancam seluruh lapisan
masyarakat. Sekali terjerat, sulit lepas, karena efeknya bukan hanya merusak
fisik, tapi juga menghancurkan masa depan,” ujar Sudin.
Ia
menambahkan, peredaran narkoba kini semakin canggih, sehingga pengawasan harus
dilakukan tidak hanya oleh aparat, tetapi juga oleh keluarga dan lingkungan
sekitar.
“Sekarang
penyebarannya makin canggih, karena itu orang tua harus lebih waspada, awasi
anak-anaknya, jangan sampai mereka menjadi korban,” tegasnya.
Selain
itu, Sudin juga mengingatkan masyarakat agar tidak tergoda judi online yang
saat ini telah menimbulkan banyak korban.
“Judi
online itu seperti racun. Awalnya hanya coba-coba, tapi lama-lama kecanduan.
Banyak yang akhirnya menjual barang, berhutang, bahkan melakukan kejahatan demi
bermain judi online,” ujar Sudin.
Sudin
juga menyinggung fenomena pinjaman online (pinjol) ilegal yang kerap menjadi
pelarian warga setelah terjerat judi online.
“Banyak
yang setelah kalah judi, akhirnya ambil pinjol. Ujung-ujungnya tambah sengsara.
Bunganya besar, datanya disebar, bahkan ada yang diancam. Jadi saya minta
masyarakat jangan mudah tergiur pinjol ilegal,” ujarnya.
Sudin
menegaskan, pencegahan paling efektif justru dimulai dari lingkungan keluarga
dan masyarakat.
“Kalau
keluarga dan lingkungan kuat, anak-anak tidak akan mudah terjerumus. Pemerintah
bisa menindak, tapi yang paling penting adalah kesadaran masyarakat sendiri,”
tandasnya.
Dalam
kesempatan yang sama, Tenaga Ahli DPR RI Donald Harris Sihotang memaparkan
pentingnya penerapan restorative justice sebagai bentuk penyelesaian perkara
hukum secara musyawarah tanpa harus melalui pengadilan.
Ia juga
mengingatkan bahwa pendaftaran anggota TNI dan Polri tidak dipungut biaya, dan
meminta masyarakat waspada terhadap oknum yang menjanjikan kelulusan dengan
imbalan uang.
“Pendaftaran
anggota TNI-Polri tidak dipungut biaya. Jangan tergiur oleh pihak-pihak yang
mengaku bisa meluluskan dengan imbalan uang, karena itu jelas perbuatan oknum.
Bimbing dan siapkan anak-anak kita dengan baik, mulai dari kemampuan akademik,
mental, hingga fisik, agar mereka mampu bersaing secara adil dan terhormat,”
ujarnya tegas.
Dalam
sesi dialog, beberapa warga turut menyampaikan aspirasi dan keluhan. Salah
satunya Ibu Endang, yang mengaku BPJS Kesehatannya terblokir sehingga tidak
dapat digunakan untuk berobat.
Menanggapi
hal tersebut, Wakil Ketua II DPRD Pesawaran Aria Guna menjelaskan bahwa hal itu
memang bisa terjadi, terutama pada kartu BPJS yang lama tidak digunakan.
“Memang
ada beberapa kartu BPJS yang kalau terlalu lama tidak dipakai bisa terblokir.
Biasanya yang dari pusat. Kami akan bantu agar BPJS Ibu Endang bisa kembali
aktif dan digunakan saat berobat,” kata Aria.
Selain
itu, Ibu Saidah juga menyampaikan keluhannya terkait bantuan sosial yang
dinilai tidak tepat sasaran, karena masih ada warga mampu yang tetap menerima
bantuan.
Aria
menanggapi bahwa pemerintah akan melakukan pendataan ulang agar program bantuan
sosial benar-benar menyentuh masyarakat yang berhak menerima.
“Nanti
akan ada pendataan ulang, mulai dari program Presiden, Gubernur, Bupati sampai
ke tingkat bawah, supaya bantuan benar-benar tepat sasaran,” jelasnya.
Kegiatan
reses tersebut berlangsung hangat dan interaktif, di mana Sudin dan rombongan
menampung aspirasi warga sekaligus memberikan edukasi hukum agar masyarakat
semakin sadar akan hak dan kewajibannya.
“Kami
akan terus perjuangkan apa yang menjadi kebutuhan masyarakat. Reses bukan hanya
mendengar, tapi juga mencari solusi nyata bagi persoalan di lapangan,” pungkasnya.
(*)