Berdikari.co, Bandar Lampung – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Maritim Panjang mengeluarkan peringatan dini potensi gelombang tinggi di wilayah perairan Lampung untuk periode 3–6 November 2025. Gelombang laut diperkirakan mencapai ketinggian hingga 4 meter di beberapa titik perairan, termasuk Selat Sunda bagian selatan dan perairan barat Lampung.
Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Panjang, Putu Ray Arisudana, mengatakan angin di wilayah perairan Lampung umumnya bergerak dari arah selatan hingga barat dengan kecepatan antara 2 hingga 27 knot. Kecepatan tertinggi terpantau di Perairan Teluk Lampung bagian selatan dan utara, serta di perairan timur Lampung.
“Gelombang dengan ketinggian 1,25 hingga 2,5 meter berpeluang terjadi di Teluk Lampung bagian utara dan selatan. Sementara itu, gelombang setinggi 2,5 hingga 4 meter berpotensi terjadi di Selat Sunda bagian selatan dan Perairan Barat Lampung,” kata Putu, Minggu (2/11/2025).
BMKG mengimbau masyarakat, terutama nelayan dan operator kapal, untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kondisi laut yang berpotensi berbahaya. Perahu nelayan disarankan tidak melaut jika kecepatan angin mencapai 15 knot dan tinggi gelombang lebih dari 1,25 meter. Kapal tongkang dan kapal feri juga diingatkan untuk memperhatikan batas aman kecepatan dan tinggi gelombang sebelum berlayar.
“Cuaca di laut saat ini cukup dinamis. Masyarakat diharapkan selalu memperbarui informasi cuaca maritim dari BMKG sebelum melakukan aktivitas di perairan,” ujarnya.
BMKG juga menyoroti adanya dinamika atmosfer global yang dapat memengaruhi kondisi cuaca nasional. Lembaga tersebut mencatat, fenomena *Indian Ocean Dipole* (IOD) saat ini berada pada fase negatif dan berpotensi bertahan hingga November 2025. Sementara sebagian model iklim internasional menunjukkan kemungkinan munculnya fenomena *La Niña* lemah pada akhir tahun.
Kedua fenomena ini, menurut BMKG, bisa memperkuat aktivitas hujan di sejumlah wilayah Indonesia, termasuk Lampung. Hal tersebut juga menandakan potensi peningkatan risiko bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor.
“Perubahan dinamika atmosfer dan laut ini perlu diwaspadai karena dapat memengaruhi pola cuaca nasional. Pemerintah daerah diimbau memperkuat langkah mitigasi dan kesiapsiagaan menghadapi potensi cuaca ekstrem,” tulis BMKG dalam pernyataannya.
BMKG memperkirakan, musim hujan 2025/2026 akan berlangsung lebih panjang dari biasanya. Sebagian besar wilayah Indonesia, termasuk Lampung, diperkirakan mulai memasuki musim hujan sejak Oktober hingga November 2025, dengan puncak hujan terjadi antara November 2025 hingga Februari 2026.
Masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem, menjaga keselamatan dalam beraktivitas di laut maupun darat, serta rutin memantau pembaruan informasi melalui kanal resmi BMKG. (*)

berdikari









