Berdikari.co, Bandar Lampung - Angin kencang yang melanda lima kabupaten di Provinsi Lampung pada awal November 2025 menyebabkan kerusakan signifikan pada 142 bangunan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Lampung mencatat kejadian tersebut terjadi antara Sabtu (1/11) hingga Selasa (4/11) di Kabupaten Lampung Timur, Pesawaran, Way Kanan, Tulang Bawang Barat, dan Lampung Tengah.
Humas BPBD Provinsi Lampung, Wahyu Hidayat, menjelaskan bahwa dari 142 bangunan yang terdampak, 26 di antaranya mengalami kerusakan berat, 28 rusak sedang, dan 88 lainnya rusak ringan. Kejadian ini terjadi pada masa transisi musim hujan yang biasanya disertai cuaca ekstrem.
"Angin kencang yang terjadi selama beberapa hari ini merupakan dampak dari peralihan menuju musim hujan, yang diperkirakan akan berlangsung hingga Februari 2026. Selain angin kencang, kita juga harus waspadai potensi bencana hidrometeorologi lainnya seperti tanah longsor dan gelombang laut tinggi," ujar Wahyu.
BPBD juga mengingatkan masyarakat di wilayah pesisir, khususnya yang berada di jalur penyeberangan seperti Bakauheni, Canti, dan Raja Basa di Lampung Selatan, agar meningkatkan kewaspadaan terhadap gelombang tinggi.
"Gelombang ekstrem sangat berbahaya, terutama bagi aktivitas pelayaran. Kami sudah berkoordinasi dengan pengelola dermaga untuk memastikan keselamatan warga dan penumpang," tambahnya.
Wahyu juga menyoroti kerentanan kota Bandar Lampung terhadap bencana hidrometeorologi. Tingginya kepadatan penduduk dan permasalahan drainase menjadi faktor risiko utama, terutama terkait potensi banjir dan angin kencang.
"Di Bandar Lampung, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan. Sebagai contoh, jika muncul awan berbentuk kembang kol di langit, itu adalah tanda adanya potensi angin kencang," jelasnya.
Pasca terjadinya bencana, BPBD Provinsi Lampung bersama pemerintah kabupaten/kota telah bergerak cepat dengan melakukan pembersihan puing-puing serta pendataan kerusakan bangunan.
"Kami sudah menurunkan Tim Reaksi Cepat untuk membantu warga. Selain itu, kami terus berkoordinasi dengan BMKG untuk memantau perkembangan cuaca dan memperkuat sistem peringatan dini," ungkap Wahyu.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk lebih proaktif dalam menghadapi cuaca ekstrem. "Persiapkan diri sejak dini. Simpan barang-barang berharga di tempat aman, rutin memantau informasi cuaca dari BMKG atau media sosial BPBD, dan pastikan rumah dalam kondisi siap menghadapi bencana," tegasnya.
Sebagai langkah preventif, BPBD mengingatkan masyarakat untuk tidak menunggu bencana datang baru panik, melainkan harus lebih sigap dalam melakukan mitigasi bencana.
"Selalu ingat, lebih baik sedia payung sebelum hujan," tutup Wahyu. (*)

berdikari









