Berdikari.co, Lampung Barat - Pemerintah
Kabupaten Lampung Barat menegaskan bahwa pengembangan Wilayah Kerja Panas Bumi
(WKP) Danau Ranau bukan sekadar proyek energi, tetapi akan menjadi fondasi baru
ekonomi hijau bagi daerah.
Penegasan itu disampaikan Sekretaris Daerah
Lampung Barat, Nukman, dalam Sosialisasi WKP Danau Ranau yang digelar
Kementerian ESDM di Hotel Seminung Lumbok Resort, Jumat (21/11/2025).
Acara tersebut mempertemukan pemangku
kepentingan dari kementerian, pemerintah provinsi, hingga pemerintah daerah
Lampung dan Sumatera Selatan untuk menyatukan strategi pemanfaatan potensi
panas bumi Danau Ranau sebagai energi bersih dan peluang pertumbuhan ekonomi
baru.
Dalam forum itu, Sekda Nukman mengapresiasi
Kementerian ESDM atas dimulainya tahap persiapan pelelangan WKP. Ia menilai
pengembangan panas bumi bukan hanya urusan teknis energi, tetapi akan membawa
perubahan besar bagi sektor usaha, industri kecil, hingga ekonomi masyarakat di
sekitar Danau Ranau.
Menurut dia, WKP Danau Ranau memiliki nilai
strategis sebagai sumber energi terbarukan yang stabil dan berkelanjutan,
sehingga bisa menjadi motor penggerak sektor-sektor ekonomi baru berbasis
energi bersih di Lampung Barat.
“Ini bukan hanya soal energi. Ini adalah
peluang pembentukan ekonomi hijau di Lampung Barat. Jika pasokan energi bersih
stabil, maka peluang usaha, investasi, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat
akan bergerak lebih cepat,” tegasnya, seperti dikutip dari kupastuntas.co.
Ia menjelaskan, posisi Lampung Barat yang
berada di kawasan vulkanik tua dan dilintasi Sesar Semangko menjadikan daerah
ini memiliki potensi panas bumi yang selama ini belum tergarap optimal.
Manifestasi berupa sumber mata air panas adalah bukti bahwa wilayah tersebut
menyimpan cadangan energi dengan nilai ekonomi tinggi.
Saat ini, Rasio Desa Berlistrik di Lampung
Barat mencapai 98,58% dan Rasio Elektrifikasi berada pada 99,07%. Namun menurut
pemerintah daerah, angka tersebut harus diikuti dengan perbaikan kualitas
pasokan energi agar ekonomi lokal dapat tumbuh tanpa hambatan infrastruktur
listrik.
Nukman menegaskan bahwa kehadiran pembangkit
panas bumi akan membantu menciptakan energi listrik yang lebih stabil untuk
mendukung peningkatan produktivitas masyarakat, mulai dari pertanian, UMKM,
hingga sektor industri kreatif.
Ia juga menyampaikan bahwa pengembangan panas
bumi sangat selaras dengan visi Lampung Barat sebagai Kabupaten Konservasi.
Energi panas bumi, menurutnya, merupakan pilihan paling ideal karena ramah
lingkungan, tidak menghasilkan emisi secara signifikan, dan mendukung praktik
ekonomi berkelanjutan.
Dalam kegiatan sosialisasi itu, peserta
mendapatkan berbagai pemaparan teknis mengenai kebijakan pengembangan panas
bumi nasional, mitigasi potensi isu sosial, hingga gambaran potensi energi WKP
Danau Ranau yang dinilai cukup menjanjikan untuk skala jangka panjang.
Kementerian ESDM juga menampilkan success
story pengembangan panas bumi Ulubelu sebagai benchmark bagaimana energi panas
bumi mampu menggerakkan ekonomi daerah serta menciptakan pemerataan pembangunan
tanpa merusak ekosistem.
Forum tersebut menyoroti pentingnya kesiapan
daerah dalam menghadapi proses pelelangan dan pengembangan WKP, termasuk
ketersediaan data, penguatan koordinasi lintas sektor, dan komunikasi publik
untuk memastikan dukungan masyarakat terhadap proyek energi ramah lingkungan
tersebut.
Diskusi dan sesi tanya jawab berlangsung
dinamis, menandakan besarnya ketertarikan peserta terhadap peluang investasi
dan dampak ekonomi yang dapat dihasilkan dari pengembangan panas bumi di
kawasan Danau Ranau.
Acara ditutup dengan penegasan bahwa WKP Danau
Ranau merupakan salah satu aset strategis di Lampung Barat yang dapat menjadi
lokomotif pembangunan ekonomi berbasis keberlanjutan. Pemerintah daerah optimis
proyek ini akan membawa Lampung Barat memasuki era baru ekonomi hijau.
Dengan dukungan pemerintah pusat, pemerintah
daerah, dan seluruh pemangku kepentingan, Lampung Barat yakin bahwa
pengembangan panas bumi akan menjadi katalis transformasi ekonomi dan energi
yang berpihak pada masyarakat serta lingkungan. (*)

berdikari









