Berdikari.co, Bandar Lampung - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung dan Pemprov Bengkulu menjalin kerjasama dalam bidang pengembangan potensi daerah dan juga pelayanan publik.
Penandatanganan kerjasama dilakukan oleh Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal dan Gubernur Bengkulu Helmi Hasan yang berlangsung di ruang rapat utama kantor Gubernur Lampung, Kamis (27/11/2025).
Dalam sambutannya Mirza menegaskan bahwa kerja sama yang tengah dibangun antara Pemerintah Provinsi Lampung dan Pemerintah Provinsi Bengkulu harus memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
Ia menekankan bahwa upaya untuk memajukan daerah tidak bisa dilepaskan dari kualitas kehidupan sosial, politik, hingga ekonomi masyarakat. Namun ia menilai fondasi utama yang harus diperkuat terlebih dahulu adalah kehidupan beragama dan nilai moral masyarakat.
"Perbaiki dulu agamanya, perbaiki dulu nilai sosial masyarakatnya. Setelah itu ekonomi, sosial, dan politik baru bisa berjalan dengan baik," ujarnya, seperti dikutip dari kupastuntas.co.
Mirza menjelaskan bahwa saat ini fokus pemerintah pusat termasuk Lampung adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) menuju Indonesia Emas 2045.
Menurutnya, Lampung saat ini menghadapi tantangan besar. Meski tengah menikmati bonus demografi dengan 71 persen penduduk berada di usia produktif, kualitas SDM masih harus diperkuat.
Setiap tahun terdapat sekitar 80.000 lulusan SMA yang tidak melanjutkan kuliah dan sekitar 60.000 lulusan SMP tidak melanjutkan ke SMA. Sebagian bahkan langsung bekerja tanpa keterampilan memadai.
"Ini yang kemudian membuat daya saing kita lemah. Pengangguran tinggi, dan Lampung termasuk provinsi yang paling banyak mengirim tenaga kerja wanita ke luar negeri. Ini harus kita hentikan," tegasnya.
Ia menyebut kemandirian pangan sebagai prioritas utama yang harus dikerjakan bersama Bengkulu. Lampung, kata dia, berkomitmen menjaga agar harga bahan pangan tetap terjangkau.
"Inflasi bisa kami kendalikan karena posisi strategis Lampung sebagai pintu gerbang Sumatera. Tetapi banyak komoditas kita tersedot keluar, sehingga pasokan lokal berkurang. Ini harus kita atur bersama, termasuk dengan Bengkulu," jelasnya.
Mirza juga menyampaikan bahwa Lampung kini telah mendorong digitalisasi di berbagai sektor, mulai dari sistem informasi keuangan, layanan publik, pengaduan masyarakat, hingga pembayaran pajak dan retribusi.
Menurutnya, transformasi digital ini adalah hasil kerja sama Lampung dengan beberapa daerah, termasuk DKI Jakarta. Ia berharap pola kerja sama serupa dapat dilakukan dengan Bengkulu.
"Kami juga menjalin kerja sama dengan beberapa provinsi di Cina dan sedang menjajaki kolaborasi dengan Singapura. Tentu Bengkulu bisa menjadi bagian dari sinergi ini," ujarnya.
Mirza optimistis kerja sama Lampung dan Bengkulu dapat memberikan dampak signifikan dalam penguatan ekonomi, peningkatan kualitas SDM, serta pembangunan yang lebih berkelanjutan.
"Kerja sama antar daerah sangat penting. Banyak contoh di luar negeri bagaimana kolaborasi regional mampu mendorong pertumbuhan dua arah. Lampung dan Bengkulu punya potensi yang saling melengkapi," katanya.
Sementara itu Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan, mengatakan jika tanah yang subur dan iklim yang stabil membuat Bengkulu dan Lampung memiliki potensi besar.
Ia mencontohkan banyak negara mengalami kesulitan saat musim salju atau panas ekstrem, sementara di Bengkulu dan Lampung cuaca bersahabat sepanjang tahun.
"Di tempat lain kalau musim dingin salju menutup jalan, mobil tidak bisa lewat. Kalau musim panas bannya rusak. Tapi di Bengkulu dan Lampung, panas tidak bikin masalah, dingin juga tidak menyulitkan," ujarnya.
Helmi mengakui masih banyak masyarakat yang belum merasakan kesejahteraan optimal. Ia menyinggung keterbatasan APBD Bengkulu yang hanya Rp2,9 triliun dan sempat mengalami efisiensi hingga Rp200 miliar tahun ini, serta Rp400 miliar tahun depan.
"Meski APBD kita kecil, kita tidak boleh mengeluh. Justru ini memotivasi kita untuk lebih inovatif dan memperkuat kolaborasi dengan kementerian serta lembaga," ungkapnya.
Helmi menjelaskan, berkat upaya tersebut, Bengkulu justru mendapatkan lebih dari Rp2 triliun anggaran program dari pemerintah pusat.
Salah satunya program cetak sawah baru seluas 2.200 hektare dengan total anggaran sekitar Rp153 miliar, serta peningkatan fasilitas pendidikan senilai sekitar Rp750 miliar.
Ia menegaskan bahwa salah satu jalan penting untuk mempercepat pembangunan adalah kerja sama antar daerah, termasuk antara Provinsi Bengkulu dan Lampung.
"MOU ini menegaskan niat baik kedua pemerintah provinsi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan tidak boleh meminggirkan rakyat. Setiap warga Bengkulu dan Lampung harus mendapatkan haknya," tegasnya.
Helmi juga menyinggung kondisi iklim global yang semakin ekstrem, menyebut sejumlah wilayah seperti Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat yang baru saja terdampak bencana.
Ia menegaskan pentingnya kesiapsiagaan dan kerja sama antar daerah dalam menghadapi tantangan tersebut.
Di akhir sambutannya, Helmi berharap kerja sama antara Bengkulu dan Lampung dapat membawa manfaat nyata bagi masyarakat kedua provinsi.
"Mudah-mudahan ini menjadi langkah besar agar Bengkulu dan Lampung semakin sejahtera dan bahagia," tutupnya. (*)

berdikari









