Logo

berdikari BERITA LAMPUNG

Senin, 01 Desember 2025

BPBD Lampung Perkuat Sistem Peringatan Dini, Distribusi Informasi Jadi Tantangan Terbesar

Oleh Siti Khoiriah

Berita
Analis Bencana BPBD Lampung, Wahyu Hidayat. Foto: Berdikari.co

Berdikari.co, Bandar Lampung – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Lampung terus memperkuat sistem peringatan dini untuk menghadapi potensi cuaca ekstrem yang masih berpeluang terjadi di wilayah Lampung. Upaya ini dilakukan agar masyarakat lebih siap saat bencana datang dan risiko dapat ditekan semaksimal mungkin.

Analis Bencana BPBD Lampung, Wahyu Hidayat, menjelaskan bahwa risiko bencana ditentukan oleh tiga unsur utama, yaitu hazard atau bahaya, vulnerability atau kerentanan, serta capacity atau kapasitas. Kombinasi dari ketiga unsur inilah yang menentukan seberapa besar dampak yang mungkin terjadi ketika fenomena alam muncul.

“Jika hazard-nya besar, kemudian bertemu dengan kerentanan tinggi dan kapasitas rendah, maka risiko bencananya juga akan besar. Tapi kalau kerentanan bisa ditekan dan kapasitas ditingkatkan, risiko pasti turun, meskipun bahaya alamnya tetap ada,” jelas Wahyu saat dimintai keterangan, Senin (1/12/2025).

Wahyu menegaskan bahwa sistem peringatan dini tidak bisa dilakukan secara mendadak atau hanya mengandalkan informasi last minute. Ada empat tahapan utama yang harus berjalan: edukasi risiko kepada masyarakat, pemantauan ancaman oleh lembaga teknis, penyebaran informasi secara cepat, serta kemampuan masyarakat merespons peringatan.

“Kalau satu saja dari empat elemen ini tidak berjalan, masyarakat akan kesulitan mengambil langkah tepat saat bahaya terjadi,” tegasnya.

Menurut Wahyu, BPBD Lampung kini meningkatkan responsivitas sistem peringatan dini dengan memantau kondisi cuaca selama 24 jam dan menjalin komunikasi langsung dengan seluruh BPBD kabupaten/kota melalui sistem komunikasi terpadu.

“Begitu ada indikasi cuaca mengarah ke level berbahaya, kita langsung menyampaikan informasi kepada semua daerah untuk segera bersiap,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa siklon yang sebelumnya memengaruhi cuaca di Indonesia—termasuk memicu banjir bandang di beberapa wilayah Sumatera—kini telah bergerak ke utara menuju Laut Cina Selatan dan terus melemah. Meski demikian, kewaspadaan tetap diperlukan mengingat perubahan cuaca masih dinamis.

Wahyu menilai distribusi informasi cepat dan akurat merupakan kunci dalam menekan kerentanan masyarakat. Ia mengakui bahwa tantangan terbesar saat ini adalah memastikan informasi peringatan diterima masyarakat tanpa hambatan.

“Kalau informasi bahaya bisa sampai lebih awal, masyarakat bisa lebih siap. Tantangannya adalah distribusi informasi ini yang masih sering terkendala. Karena itu, BPBD Lampung terus memperbaiki sistem komunikasi bencana,” ujarnya. (*)

Editor Sigit Pamungkas