Berdikari.co, Bandar Lampung - Pengamat Politik Universitas Lampung (Unila), Darmawan Purba, menilai terpilihnya Winarti menjadi Ketua DPD PDIP Provinsi Lampung periode 2025-2030 bukan sekadar pergantian kepemimpinan, tetapi mencerminkan kebutuhan struktur partai akan figur pemersatu.
“Terpilihnya Winarti tidak bisa dilepaskan dari kebutuhan PDIP Lampung untuk memulihkan kohesi internal. Setelah Pemilu 2024, fragmentasi antar faksi cukup kuat. Winarti hadir sebagai sosok kompromi yang dapat diterima seluruh kelompok,” ujar Darmawan, Minggu (7/12/2025).
Ia menjelaskan bahwa dalam konteks konsolidasi nasional yang tengah diperkuat oleh DPP, loyalitas dan kedekatan struktural menjadi pertimbangan utama.
“DPP membutuhkan figur yang loyal terhadap garis komando dan mampu menerjemahkan agenda rekonstruksi partai di daerah. Dalam hal ini, Winarti memenuhi kriteria tersebut,” tegasnya.
Selain itu, lanjut Darmawan, terpilihnya Winarti juga mencerminkan komitmen PDIP terhadap penguatan peran perempuan. Dengan pengalamannya sebagai bupati, Winarti dinilai memiliki kapasitas kepemimpinan yang matang.
“Winarti tidak hanya membawa pengalaman elektoral, tetapi juga simbol penting dalam penguatan representasi perempuan di Lampung,” ujar Darmawan.
Ia menambahkan, rekam jejak elektoral Winarti turut memperkuat legitimasinya sebagai ketua baru. “Sebagai mantan bupati, ia memiliki basis pemilih yang stabil dan modal sosial yang masih kuat. Itu penting untuk menggerakkan mesin partai menghadapi 2029,” ujarnya.
Darmawan juga mengingatkan sejumlah pekerjaan besar sudah menunggu di depan mata. Ia menyebut konsolidasi internal sebagai prioritas awal yang tak bisa ditunda.
“PDIP Lampung perlu memperkuat keselarasan strategi antara DPD dan DPC. Tanpa koordinasi yang rutin dan terarah, struktur bisa berjalan sendiri-sendiri,” katanya.
Selain itu, ia menyoroti pentingnya kaderisasi yang lebih sistematis, terutama untuk menyiapkan pemimpin baru menuju kontestasi 2029.
“Partai butuh talent pool yang jelas. Jangan sampai stagnasi figur menghambat regenerasi,” saran Darmawan.
Menurutnya, penguatan basis data elektoral turut menjadi hal penting. “Strategi pemenangan tidak bisa lagi berbasis asumsi. Harus ada data kuat, pemetaan TPS rentan dan potensial, serta segmentasi pemilih yang detail,” jelasnya.
Darmawan juga menyinggung kebutuhan rebranding partai agar lebih relevan bagi perempuan dan generasi muda. Ia menilai PDIP Lampung perlu lebih berani mengembangkan narasi politik baru yang dekat dengan aspirasi akar rumput.
“Program seperti Women Political Academy atau Gen-Z Digital Brigade bisa menjadi langkah konkret untuk memperbarui wajah partai,” imbuhnya.
Selain itu, ia menyarankan PDIP Lampung membangun kerja sama yang lebih inklusif dengan partai lain. “Itu bukan hanya soal koalisi, tetapi juga membuka ruang dialog dan memperkuat dukungan bagi agenda pembangunan daerah,” ujarnya.
Darmawan menerangkan, Winarti kini memikul tugas berat untuk menata kembali mesin politik PDIP Lampung. Terpilihnya Winarti menjadi titik awal proses pemulihan internal, sekaligus peluang membentuk struktur kepemimpinan yang lebih solid dan modern.
“Keberhasilan Winarti akan ditentukan oleh kemampuannya menjaga stabilitas internal, memperkuat basis elektoral, serta membangun citra partai yang kembali dipercaya publik,” papar Darmawan.
Sementara itu, Pengamat Politik dan Kebijakan Publik Universitas Muhammadiyah Lampung (UML), Candrawansah, menambahkan bahwa kepemimpinan baru PDIP berpotensi mengangkat kembali posisi partai berlambang banteng tersebut di kancah politik nasional maupun daerah, termasuk di Provinsi Lampung.
Ia mengatakan struktur DPD PDIP Lampung telah mengesahkan ketua baru, termasuk kepengurusan DPC di tingkat kabupaten/kota. Komposisi kepengurusan kali ini umumnya diisi oleh tokoh-tokoh lama yang telah lama berkecimpung dalam dunia politik, khususnya pada posisi Ketua, Sekretaris, dan Bendahara.
“Ini tentu menjadi modal penting bagi PDIP untuk menghadapi Pemilu dan Pilkada mendatang. Mayoritas pengurus adalah figur berpengalaman dan memahami dinamika politik di akar rumput,” kata Candrawansah, Minggu (7/12/2025).
Candrawansah menjelaskan, secara nasional PDIP beberapa kali menjadi pemenang Pemilu, terutama dalam perolehan kursi DPR RI. Namun, di tingkat daerah, termasuk Lampung, tren perolehan suara dan kemenangan kepala daerah dalam beberapa periode terakhir mengalami penurunan cukup signifikan.
Meski demikian, ia menilai PDIP masih memiliki basis massa yang solid dan loyal, sehingga peluang untuk kembali menguasai legislatif dan eksekutif tetap terbuka.
“PDIP adalah partai yang memiliki jaringan kuat dan basis yang jelas. Dengan penyegaran kepemimpinan, tidak menutup kemungkinan mereka bangkit kembali,” katanya.
Menurut Candrawansah, simpatisan dan kader tentu menaruh harapan besar pada pemimpin baru agar mampu membawa perubahan signifikan, tidak hanya untuk internal partai, tetapi juga bagi pembangunan daerah.
Ia berharap partai politik, termasuk PDIP, tidak hanya berfokus pada kepentingan internal, tetapi berani memperjuangkan kepentingan masyarakat luas, terutama dalam isu-isu dasar kesejahteraan.
“Harapan kita semua, partai bisa hadir sebagai kekuatan yang memperjuangkan masyarakat. Lampung masih menghadapi sejumlah tantangan seperti kemiskinan, lapangan kerja yang terbatas, hingga kebutuhan layanan kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur yang terjangkau,” pungkasnya. (*)
Berita ini telah terbit di Surat Kabar Harian Kupas Tuntas, edisi Senin 08 Desember 2025 dengan judul "Pengamat: Konsolidasi Internal Jadi Prioritas Awal”

berdikari









